
Ketua Banggar: Anggota DPR Ikut Menikmati Subsidi BBM

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengakui anggota parlemen juga turut menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual dengan harga murah.
"Kompensasi itu sesungguhnya kalau mau jujur terhadap Pertalite atau Solar subsidi dan sebagainya, bahkan industri pun ikut menikmati kompensasi. Anggota DPR saya katakan menikmati kompensasi," jelas Said dalam rapat panja RAPBN 2023 bersama pemerintah, Senin (12/9/2022).
Oleh karena itu, Said meminta kepada pemerintah untuk melakukan reformasi terhadap subsidi energi, dengan menerapkan subsidi tertutup atau subsidi langsung kepada target penerima, bukan lagi subsidi barang atau komoditas secara terbuka seperti saat ini.
"Persoalannya yang kita tuntut selalu dari pemerintah, reformasi subsidi ini, sudah kita minta sejak dari 2019, 2020, dan 2021," jelas Said.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu juga mengakui, dan ratusan triliun untuk subsidi energi yang telah digelontorkan saat ini tidak mampu menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan. Karena mayoritas subsidi dinikmati oleh masyarakat mampu.
Pada tahun ini, pemerintah sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 502 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi. Namun ternyata itu tidak cukup. Dengan kondisi minyak dunia dan kurs, dana subsidi diperkirakan bisa membengkak menjadi Rp 650 triliun.
"Sayang sekali subsidi dan kompensasi energi belum sepenuhnya tepat sasaran dan cenderung kurang efektif menurunkan kemiskinan dan ketimpangan, bahkan solar dinikmati desil terkaya," jelas Febrio.
Febrio merinci, untuk BBM subsidi jenis Solar 89% dinikmati dunia usaha dan 11% dinikmati oleh rumah tangga. Dari yang dinikmati rumah tangga, ternyata 93% dinikmati rumah tangga mampu. "Hanya 5% yang dinikmati rumah tangga miskin, yakni petani dan nelayan," jelasnya.
Adapun untuk BBM jenis Pertalite, 86% dinikmati oleh rumah tangga dan sisanya 14% dinikmati oleh dunia usaha. Dari yang dinikmati rumah tangga, ternyata 80% dinikmati oleh rumah tangga mampu dan 20% dinikmati oleh rumah tangga miskin.
Begitu juga untuk LPG gas 3 kg. "60% dinikmati oleh desil 5-10 (rumah tangga terkaya) dan 40% hanya dinikmati oleh rumah tangga miskin," jelas Febrio.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Said Abdullah Optimis Pertumbuhan Ekonomi Capai Target 5,3%