Internasional

Putin Ternyata Mau Serang Inggris Seminggu Sebelum Ratu Wafat

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 September 2022 08:15
Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan latihan militer Vostok 2022 (Timur 2022) di tempat pelatihan Sergeyevsky di Wilayah Primorsky timur jauh, Rusia, Selasa (6/9/2022). Latihan militer gabungan itu diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti China, Belarusia, India, Mongolia dan Suriah. Lebih dari 50.000 tentara dan lebih dari 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal, dilibatkan dalam latihan tersebut. (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan latihan militer Vostok 2022 (Timur 2022) di tempat pelatihan Sergeyevsky di Wilayah Primorsky timur jauh, Rusia, Selasa (6/9/2022). Latihan militer gabungan itu diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti China, Belarusia, India, Mongolia dan Suriah. Lebih dari 50.000 tentara dan lebih dari 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal, dilibatkan dalam latihan tersebut. (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Jakarta. CNBC Indonesia - Rusia dilaporkan memiliki niat untuk menyerang Inggris seminggu sebelum Ratu Elizabeth II meninggal dunia. Hal ini diketahui dari pernyataan anggota parlemen Rusia yang juga pensiunan militer, Andrey Gurulyov.

Mengutip republicworld, Gurulyov memang merupakan anggora parlemen yang memiliki sikap yang berlawanan dengan London terkait langkah negara itu menyikapi manuver Rusia di Ukraina . Ia menyatakan serangan ke Inggris dapat mengubah hasil dari konflik dengan Kyiv.

"Mari kita membuatnya super sederhana. Dua kapal, 50 peluncuran rudal Zirkon, dan tidak ada satupun pembangkit listrik yang tersisa di Inggris," paparnya, dikutip Senin (12/9/2022).

"Lima puluh Zirkon lagi dan seluruh infrastruktur pelabuhan hilang. Satu lagi dan kita lupa tentang Kepulauan Inggris. Ini akan menjadi akhir dari Kerajaan Inggris. Dan mereka takut akan hal itu."

Tak hanya Gurulyov, komentator politik Rusia Yuri Kot juga menyarankan bulan lalu di televisi pemerintah bahwa jika terjadi bencana di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, Moskow harus meluncurkan rudal ke Amerika Serikat dan Inggris.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah memberikan jaminan bulan lalu bahwa perang nuklir tidak akan terjadi. Walau begitu, ia mengeluarkan peringatan bahwa negara mana pun yang menunjukkan ancaman strategis bagi Rusia harus bersiap untuk 'serangan pembalasan.'

Sementara itu, Inggris sendiri masih terus memberikan bantuan bagi militer Ukraina. Bahkan, London juga menyediakan tempat latihan untuk memperkuat kemampuan para militer Kyiv dalam melawan Rusia.

Perdana Menteri (PM) baru Inggris Liz Truss juga memiliki sikap untuk terus menentang aksi Rusia di Ukraina. Saat Moskow memulai serangannya pada 24 Februari lalu, Truss yang pada kala itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sempat mendorong warga Inggris untuk bertarung di Ukraina.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pemberontak Kuasai Desa, Rusia Terancam Perang Saudara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular