
Efek Kebijakan BBM, Harga Makanan & Minuman Bakal Naik Segini

Jakarta, CNBC Indonesia - Makanan dan minuman di ritel cenderung belum mengalami pergerakan berarti pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada pekan lalu.
Selain banyak didominasi oleh stok lama, pengusaha di sektor ini juga memang belum menaikkan harganya. Namun, ketika nantinya naik harga, pengusaha mulai memberikan kisi-kisi besarannya.
"Kita belum tau tapi saya perhatikan makanan dan minuman pangan olahan kenaikannya nggak besar, sekitar 5-7%," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman GAPMMI Adhi S. Lukman kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/9/22).
Kenaikan itu disebabkan oleh kenaikan biaya logistik. Seperti diketahui, harga solar naik sekitar 32% dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800.
"Hitungan saya (komponen) BBM 50% dari biaya trucking, kalo dinaikkan 30%, berarti kan 15%. Untuk pangan olahan biaya logistik 4-8%, rata-rata ambil 6%. Kalau naik 15% dari 6% berati 0,9% atau 1%. Jadi untuk penambahan biaya sekitar 1-2% di logistik," kata Adhi.
Meski tidak berpengaruh terhadap industri menengah dan besar, namun bagi industri kecil tentu bakal menambah beban biaya logistik secara signifikan. Karakteristiknya memiliki daya tahan yang rentan ketika ada kenaikan harga BBM.
"Biasanya naik turun harganya, gejolak dikit berpengaruh besar dan ngga punya kemampuan menyerap. Biasanya dengan cepat atau naik turun harga atau mengecilkan ukuran jual. Industri tahu tempe, mengurangi size atau naikan harga. Tapi jangkauan mereka terbatas," sebut Adhi.
(fys/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produk Makanan Halal Indonesia Peringkat Ke-2 Dunia