Atasi Kesenjangan Infrastruktur, B20 Kenalkan Metode 5 Model

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Rabu, 07/09/2022 17:16 WIB
Foto: Ridha Wirakusumah & Peluang Investasi Infrastruktur di Forum B20 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan proyek infrastruktur yang siap diinvestasikan (investment-ready) dinilai menjadi salah satu kunci dalam mengatasi kesenjangan infrastruktur. Persoalan kesenjangan ini menjadi salah satu isu prioritas dalam B20 Finance & Infrastructure Task Force (F&I TF).

Chair B20 Finance & Infrastructure Task Force dan CEO Indonesia Investment Authority, Ridha Wirakusumah, menyebut F&I TF telah mengembangkan empat rekomendasi kebijakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya meningkatkan akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau dan sesuai untuk infrastruktur dan mendorong kolaborasi antarnegara untuk mempercepat transisi yang adil menuju net-zero.

Kemudian mempercepat pengembangan dan adopsi infrastruktur digital dan cerdas serta meningkatkan regulasi jasa keuangan global untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, produktivitas, dan stabilitas.


"Kami ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya kolaborasi, kemitraan, dan investasi bersama untuk pembangunan infrastruktur, dengan penekanan pada persiapan proyek untuk memastikan kelayakan komersial dan kesiapan investasi. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas adalah upaya jangka panjang yang pada akhirnya bergantung pada imbal hasil yang didorong secara komersial dan pelaksanaan proyek," kata Ridha dalam siaran pers belum lama ini.

Selain memberikan rekomendasi, F&I TF telah menyelenggarakan sejumlah agenda untuk menyoroti metodologi praktik dalam pengembangan pipeline proyek yang investment-ready bagi sektor swasta, serta kebijakan sektor publik yang diperlukan. Adapun metodologi praktik terbaik untuk mengembangkan business case proyek infrastruktur sejalan dengan prinsip-prinsip G20, yaitu Five Case Model (5CM).

Head of International pada Infrastructure and Projects Authority HM Treasury UK, James Ballingall, mengatakan telah bekerja sama dengan berbagai negara untuk mengadaptasi dan menerapkan metodologi 5CM, juga menyediakan program pelatihan untuk praktisi sektor publik dan swasta, dan membantu mendanai proyek-proyek percontohan, termasuk program transportasi massal perkotaan di Indonesia untuk wilayah Bandung Raya.

"5CM membantu pemerintah untuk menyiapkan proyek agar sukses dan untuk menarik investasi internasional, sehingga layanan publik dapat diberikan secara berkelanjutan dan kesenjangan investasi infrastruktur global dapat dikurangi," kata dia.

Sementara itu, B20 Finance & Infrastructure Task Force Knowledge Partner Team Leader dan Infrastructure Leader di PwC Indonesia, Julian Smith, menyampaikan, setiap proyek infrastruktur di Indonesia dapat diuntungkan dari business case yang jelas untuk mendeskripsikan alasan proyek tersebut diperlukan dan mengembangkan tindakan untuk menindaklanjutinya.

"Dengan mengikuti kursus pelatihan Developing Better Infrastructure Business Cases selama empat hari yang akan diadakan bulan depan, peserta akan dapat menerapkan metodologi praktik terbaik G20 untuk penyusunan business case proyek infrastruktur menggunakan 5CM dan mengembangkan business case infrastruktur yang lebih efektif," ujar dia.

Adapun B20 Finance & Infrastructure Task Force Policy Manager dan Partner di PwC Indonesia, Radju Munusamy, menambahkan, B20 F&I TF telah mengidentifikasi perlunya menjadikan rasio risiko terhadap imbal hasil proyek infrastruktur yang menarik bagi sektor swasta sebagai isu prioritas dalam rekomendasi kebijakan untuk G20.

"Kami mendukung pengembangan proyek infrastruktur yang berkualitas sejak tahap awal perencanaan dan persiapan. Hal ini sejalan dengan tujuan PwC untuk terus membangun kepercayaan di masyarakat, memecahkan permasalahan penting, dan memberikan hasil yang berkelanjutan," pungkas dia.

 


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tantangan Pendanaan Infrastruktur Kian Nyata Bagi RI