Good News! Harga 'Sembako' Dunia Turun 5 Bulan Beruntun
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga pangan (Food Price Index) yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) turun ke 138 pada Agustus 2022 dari 140,7 bulan sebelumnya. Penurunan indeks ini disebabkan oleh melandainya seluruh produk pangan mencakup minyak nabati, gula, daging, produk susu, dan sereal.
Kendati lebih rendah dibandingkan Juli 2022, Indeks harga pangan tersebut masih 7,8% lebih tinggi dibandingkan Agustus 2021. Tetapi, dengan penurunan tersebut, maka indeks harga 'sembako' global sudah melandai selama lima bulan beruntun.
Indeks harga pangan dunia sempat melesat ke level 159,7 pada Maret 2022 dan menjadi level tertinggi yang pernah dicatat FAO sejak 1990.
Dalam laporannya, FAO mencatatkan penurunan indeks didorong oleh melandainya lima komoditas pangan. Di mana yang paling landai terjadi pada harga minyak nabati dan gula yang masing masing mengalami penurunan sebesar 2,26% dan 2,13% dari bulan sebelumnya.
Penurunan harga juga disusul oleh produk susu (dairy) sebesar 2%, daging dan sereal menyusul dengan penurunan masing-masing 1,5% dan 1,4% dibandingkan bulan Juli 2022.
Penurunan minyak nabati pada Agustus ini di dorong oleh harga minyak nabati global yang lebih rendah yang terjadi pada minyak nabati mulai dari sawit dan bijih matahari.
Diketahui, harga minyak sawit internasional turun untuk bulan kelima berturut-turut di bulan Agustus, didorong oleh peningkatan ketersediaan ekspor dari Indonesia, terutama berkat pajak ekspor yang lebih rendah serta peningkatan produksi musiman di Asia Tenggara.
Sementara itu, nilai minyak bunga matahari dunia menurun akibat melemahnya permintaan impor global yang bertepatan dengan dimulainya kembali pengiriman secara bertahap dari pelabuhan Ukraina.
Untuk minyak lobak juga turun pada Agustus dipicu oleh prospek pasokan yang cukup untuk musim 2022 hingga 2023 mendatang.
Namun kondisi sebaliknya terjadi pada harga kedelai dunia hanya mengalami rebound karena kekhawatiran dampak kondisi cuaca yang tidak menguntungkan terhadap produksi kedelai di Amerika Serikat (AS).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Harga Gula, Daging Dan Sereal Juga Melandai
(aum/aum)