Biden vs Trump Jadi Sorotan Media Rusia: Presiden AS Kalah!
Jakarta, CNBC Indonesia - Televisi pemerintah Rusia menyoroti ketegangan politik yang terjadi antara Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump saat ini, menyusul pidato Biden yang mengecam "Republik MAGA".
Dalam pidatonya di Philadelphia baru-baru ini, Biden mengutuk tekanan anti-Demokrasi dari Trump dan sekutunya yang memiliki slogan Make America Great Again (MAGA).
"Partai Republik mencoba membawa Amerika Serikat mundur, di mana tidak ada hak untuk memilih, tidak ada hak untuk privasi, tidak ada hak untuk kontrasepsi, tidak ada hak untuk menikahi orang yang Anda cintai," kata Biden, dikutip dari Newsweek, Senin (5/9/2022).
Biden juga mengatakan Partai Republik akan memiliki "pencerahan" pasca kepemimpinan Trump, menggarisbawahi ketegangan politik antara dua partai besar AS: Demokrat dan Republik.
Saat meliput pidato tersebut, media pemerintah Rusia mengatakan bahwa Biden "kalah dalam pertempuran untuk jiwa bangsa" dan "mencari musuh orang-orang di antara orang-orang," menurut video dari siaran berita Rusia yang diterjemahkan dan diunggah ke Twitter oleh jurnalis Julia Davis. Sepanjang siaran, media pemerintah Rusia mengecam Biden dan Demokrat atas pidato tersebut, sambil membela Trump dan para pendukungnya.
"Membagi dan menaklukkan tampaknya menjadi satu-satunya resep yang tersisa di gudang senjata Demokrat, yang telah gagal dalam segala hal," kata penyiar Rusia Valentin Bogdanov, yang menggambarkan ketegangan sebagai hantu perang saudara.
Evgeny Popov, pembawa acara televisi negara Rusia yang dipandang sebagai propagandis utama Kremlin, menggambarkan perpecahan partisan di AS sebagai "sangat baik." Dia juga membuat prediksi tentang bagaimana pertempuran retoris Biden akan meningkat.
"Pidato itu diumumkan sebelumnya. Judulnya 'pertempuran untuk jiwa orang Amerika.' Berdasarkan nada merah selama pidato Biden, ini akan menjadi pertempuran berdarah," katanya.
Televisi negara Rusia, dalam beberapa bulan terakhir, telah menayangkan beberapa tayangan yang memuji Trump, menyerang Biden dan menyoroti perbedaan partisan di AS. Pada Maret, Popov mengatakan bahwa Biden harus "digulingkan" untuk Trump, yang ia anggap sebagai mitra untuk Moskow. Pada Juli, pembawa acara Vladimir Solovyov bahkan menggambarkan sosok Trump sebagai "cantik."
"Biden pada dasarnya berbeda dari Trump, Trump bahkan mengatakan 'NATO tidak diperlukan,'" katanya. "Trump membenci Ukraina," karena "berusaha melakukan segalanya agar Trump tidak terpilih."
Solovyov juga memperkirakan akan ada perang saudara di AS yang dipicu oleh penggerebekan FBI di kediaman Trump di Mar-a-Lago awal bulan lalu.
"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Saya tidak ingat hal seperti ini dalam sejarah Amerika. Jika Trump meminta para pendukungnya untuk keluar-dan setengah negara bagian dipimpin oleh sekutu Trump-akan ada neraka yang harus dibayar," katanya.
Televisi negara Rusia sering berfungsi sebagai propaganda Kremlin, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menindak kebebasan pers pada awal serangannya ke Ukraina pada 24 Februari.
(tfa/luc)