Luhut Punya 'Bocoran' Soal Kapan Perang Rusia-Ukraina Selesai

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
03 September 2022 14:35
Sebuah rumah yang rusak terlihat setelah pseranganm Rusia di Kramatorsk, Ukraina, Jumat (29/7/2022). (Photo by Diego Herrera Carcedo/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Sebuah rumah yang rusak terlihat setelah pseranganm Rusia di Kramatorsk, Ukraina, Jumat (29/7/2022). (Photo by Diego Herrera Carcedo/Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kondisi terkini perang antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.

Bahkan, Luhut sudah bertanya kepada sejumlah intelijen dunia yang dia kenal terkait perang tersebut.

"Sampai kapan perang ini? Dari semua intelijen yang saya tanya, jawabnya ketidakpastiannya tinggi," ujar Luhut dalam acara Perkenalan dan Silaturahmi Kadin Indonesia Komite Tiongkok dikutip Sabtu (3/9/2022).

Imbas perang ini, ujar Luhut, membuat dua hal dalam bahaya, yaitu pangan dan energi. Untuk Indonesia, Luhut mengatakan, kondisi pangan masih bisa terkendali. Namun untuk energi muncul kekhawatiran, karena Indonesia harus mengeluarkan subsidi energi hingga Rp 500 triliun lebih, akibat kenaikan harga energi dunia, sebagai imbas perang.

"Ini tidak efisien bila terus begini (subsidi energi)," kata Luhut.

Dia memperlihatkan data kenaikan harga energi dunia, di mana paling tinggi adalah peningkatan harga batu bara yang naik 94% di Juli 2022 dibandingkan Januari 2022. "Yang punya batu bara tambah kaya," cetus Luhut.

Kemudian harga minyak mentah pada data yang disampaikan Luhut terlihat prediksi rata-rata harga 2022 adalah US$ 100/barel, dan akan turun menjadi US$ 92/barel di 2023, dan US$ 80/barel di 2024. Harga rata-rata gas bumi di 2022 juga diperkirakan mencapai US$ 34/mmbtu, dibandingkan 2021 yang masih US$ 16/mmbtu.

Harga rata-rata batu bara Australia juga diperkirakan US$ 250/metrik ton, naik dari 2021 yang sebsar US$ 138,1/metrik ton.

Untuk pangan, dia memperlihatkan prediksi harga rata-rata kedelai di 2022 yang diperkirakan US$ 700/metrik ton, dari harga di 2021 US$ 583/metrik ton.

"Minyak mentah kita juga harus impor hampir 700 ribu barel per hari. Ini harus kita hadapi dan manage semua ini. Perang ini memicu perlambatan ekonomi dunia," kata Luhut. Namun soal inflasi, Luhut masih yakin laju inflasi di Indonesia bisa dikendalikan di kisaran 4% pada tahun ini.

Pada kesempatan itu Luhut mengatakan, proses pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 berjalan dengan baik.

"Pertumbuhan ekonomi kita masih salah satu yang terbaik di dunia. Ekspor kita juga terbaik di dunia. Banyak orang tidak paham kalau kita itu bagus," katanya.


(dce) Next Article Tak Bisa Kabur! Gerak Gerik Warga RI Bakal Dipantau Ketat Prabowo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular