Ngeri! 'Kiamat' Energi di Depan Mata, Eropa Bisa 'Mati Beku'

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 September 2022 09:55
View towards Nord Stream 1 Baltic Sea pipeline and the transfer station of the Baltic Sea Pipeline Link in the industrial area of Lubmin, Germany, August 30, 2022. REUTERS/Lisi Niesner Foto: REUTERS/LISI NIESNER

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia membatalkan pembukaan kembali aliran gas menuju Jerman yang sebelumnya direncanakan pada Sabtu ini, dengan alasan telah menemukan kesalahan pada pipa Nord Stream 1 selama pemeliharaan . Langkah tersebut semakin memperdalam kesulitan Eropa dalam mengamankan bahan bakar untuk musim dingin.

Sebelumnya Nord Stream 1 yang beroperasi di bawah laut Baltik dijadwalkan kembali beroperasi pada Sabtu, pukul 1.00 GMT, setelah tiga hari dihentikan untuk pemeliharaan.

Tapi Gazprom yang mengontrol ekspor gas melalui pipa ini mengatakan, Jumat (2/9/2022), pihaknya tidak dapat memulai kembali pengiriman dengan aman, sampai mereka memperbaiki kebocoran minyak yang ditemukan di turbin vital. Bahkan kini perusahaan itu tidak memberikan keterangan kurun waktu yang baru.

Tapi Siemens Energy, yang biasanya melakukan pelayanan pada turbin Nord Stream 1 mengatakan kebocoran seperti itu seharusnya tidak menghentikan operasi pipa.

Dikatakan juga stasiun kompresor Portovaya, tempat kebocoran ditemukan, memiliki turbin lain untuk Nord Stream beroperasi.

"Kebocoran seperti itu biasanya tidak memengaruhi pengoperasian turbin dan dapat ditutup di lokasi. Ini adalah prosedur rutin dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan," kata Siemens, mengutip Reuters, Sabtu (3/9/2022).

Rusia menyalahkan sanksi yang dijatuhkan Barat setelah Rusia menginvasi Ukraina, karena menghambat operasi rutin dan pemeliharaan Nord Stream 1. Bahkan Belgia mengatakan ini adalah dalih yang Rusia gunakan sebagai senjata ekonomi untuk membalas.

"Ini adalah bagian dari perang psikologis Rusia melawan kami," kata Michael Roth Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Jerman, dalam akun Twitternya.

Siemens Energy mengatakan saat ini sedang tidak dikontrak untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan di jalur tersebut.

Ketua Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengatakan Uni Eropa harus mengenakan batas harga pada pipa gas Rusia untuk menggagalkan yang dikatakan sebagai upaya Vladimir Putin untuk memanipulasi pasar.

Rusia juga sudah membantah tuduhan sebelumnya menggunakan gas sebagai senjata ekonomi atau memanipulasi pasar gas.

Tapi sejak Agustus harga gas grosir meroket 400%, merugikan industri dan rumah tangga Eropa karena permintaan pulih dari pandemi Covid - 19 dan karena krisis Ukraina.

Meski dengan kondisi ini, regulator jaringan Jerman mengatakan lebih siap untuk mengatasi gangguan pasokan gas dari Rusia. Tapi rumah tangga dan perusahaan harus memangkas konsumsi energi mereka.

"Bagus bahwa Jerman sekarang lebih siap, tetapi sekarang tergantung pada masing-masing dan semua orang," kata Presiden Bundesnetzagentur Klaus Mueller pada akun Twitter.

Artikel Selanjutnya

Bioetanol Bisa Jadi Bahan Bakar, Kapan RI Mau Ngembangin?


(dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading