Mahathir Mohamad Tiba-Tiba Kritik Keras NATO, Ada Apa Nih?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengeluarkan pernyataan terkait perang Rusia-Ukraina dalam akun Twitter-nya, Jumat, (2/9/2022). Cuitan ini dikeluarkan Mahathir saat ia berada di rumah sakit akibat positif Covid-19.
Dalam cuitan itu, Mahathir kembali menegaskan bahwa aliansi militer negara-negara Barat, NATO, telah mendorong Ukraina untuk melawan Rusia. Ini dilakukan untuk menahan kekuatan militer Rusia.
Ia juga mengatakan bahwa dengan serangan Rusia ke Ukraina, NATO seperti diam saja dan hanya memberikan bantuan senjata dan keuangan.
"Jadi negara-negara NATO tidak mengakui Ukraina sebagai anggota NATO. Namun mereka terus memprovokasi Rusia dengan mengumumkan bahwa mereka pada akhirnya akan menerima keanggotaan Ukraina di NATO," tulisnya dalam akun Twitter resminya.
"Provokasi berhasil dan Rusia menyerang Ukraina. Seruan Zelensky agar NATO bergabung dalam membela negaranya diabaikan tetapi dukungannya hanya berupa uang dan perbekalan."
Politisi 97 tahun itu juga menyebutkan bahwa NATO telah menyeret Ukraina masuk dalam perang proksi. Pasalnya, perang ini tidak merugikan anggota aliansi itu di Eropa secara langsung.
"Saya percaya bahwa negara-negara Eropa hanya kecanduan perang, membunuh orang. Selama ribuan tahun tidak pernah ada tahun ketika tidak ada perang antara negara-negara Eropa."
"Tidak ada satupun tentara NATO yang tewas, juga tidak ada negara-negara NATO yang dirugikan. Ini adalah strategi terbaik Eropa - melawan apa yang disebut dengan perang proksi," ujarnya lagi.
Selain soal Rusia-Ukraina, Mahathir juga menyebutkan bahwa provokasi semacam ini juga telah terjadi di Asia Timur. Diketahui, baru-baru ini Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan yang mana lawatan tersebut mengundang reaksi keras dari China.
Mahathir sendiri saat ini diketahui berada di Institut Jantung Nasional Malaysia sejak positif Covid-19 pada Rabu lalu. Sejauh ini, belum ada penjelasan pasti terkait kondisi kesehatannya.
Figur yang dikenal juga dengan panggilan Chedet itu telah menerima setidaknya tiga dosis vaksin Covid-19 dengan suntikan terakhir yang diketahui pada November 2021. Di luar Covid, Mahathir menjalani prosedur medis elektif pada Januari dan dirawat kembali di rumah sakit akhir bulan itu untuk perawatan.
Mahathir menjabat sebagai PM selama 22 tahun hingga 2003. Ia kemudian kembali terpilih sebagai perdana menteri pada usia 92 tahun setelah koalisinya meraih kemenangan bersejarah pada 2018.
Meski begitu, pemerintahannya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pertikaian antara pihak yang berkoalisi.
Sementara itu, dengan kelompok Barat, Mahathir memang pernah mengkritik langkah AS terkait pembelian pesawat tempur F-18 oleh Malaysia. Menurutnya, pesawat itu tidak akan bisa digunakan untuk operasi militer oleh Kuala Lumpur karena harus mendapatkan persetujuan Gedung Putih dalam penggunaannya.
(luc/luc)