
Heboh Kabar Harga Pertalite Naik, Harga Minyak Dunia Anjlok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia dikabarkan akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis bensin Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi dalam waktu dekat.
Sinyal kenaikan harga BBM subsidi ini terlihat dari sudah dialokasikannya tambahan anggaran untuk bantuan sosial (bansos) untuk meringankan beban masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, berdasarkan rapat terbatas bersama jajaran menteri, Senin (20/8/2022), pemerintah memutuskan untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) tambahan bagi masyarakat.
Total dana bansos yang ditambah mencapai Rp 24,17 triliun, di mana dari jumlah tersebut sebanyak Rp 12,4 triliun untuk bantuan langsung tunai (BLT), dan Rp 9,6 triliun untuk bantuan subsidi gaji bagi para pekerja yang memiliki penghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan.
"Saya berharap agar bantuan sosial yang diberikan pemerintah ini dapat meringankan beban masyarakat yang dihadapkan pada tekanan berbagai kenaikan harga," kata Jokowi.
Berdasarkan sumber CNBC Indonesia, harga Pertalite akan dinaikkan menjadi di kisaran Rp 8.500 - Rp 10.000 per liter dari saat ini sebesar Rp 7.650 per liter. Alternatif kenaikan harga Pertalite tersebut dikabarkan telah berada di tangan Presiden Joko Widodo.
"Ada beberapa alternatif (harga BBM) tinggal diputuskan Presiden," terang sumber kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/8/2022).
Di tengah rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi di Tanah Air, harga minyak mentah dunia nyatanya tengah anjlok. Harga minyak mentah dunia turun hingga di kisaran US$ 90 per barel.
Mengutip Reuters, Rabu (31/08/2022), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) jatuh 1,46% menjadi US$ 90,30 per barel pada perdagangan Rabu sore pukul 15.33 WIB atau 08.33 GMT waktu setempat. Penurunan ini melanjutkan penurunan pada sesi perdagangan sebelumnya yang telah jatuh US$ 5,37 per barel.
Begitu juga dengan jenis minyak Brent, untuk perdagangan berjangka Oktober, harga minyak Brent turun US$ 1,79 per barel menjadi US$ 97,52 per barel, pun melanjutkan penurunan pada hari Selasa yang sebesar US$ 5,78 per barel.
Anjloknya harga minyak mentah dunia ini dipicu karena adanya kekhawatiran resesi global, di mana bank sentral menaikkan tingkat suku bunga acuan dan peningkatan pengetatan mobilitas warga guna pengendalian penularan Covid-19 di China.
"Tanda-tanda terbaru dari pertumbuhan yang tersendat adalah kontraksi aktivitas pabrik China pada Agustus dan ekspansi sektor jasa negara yang lebih lambat dari perkiraan," Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates mengatakan, dikutip dari Reuters, Rabu (31/08/2022).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Ambles, Harga BBM April Akan Turun? Ini Kata Pertamina