BMKG Ungkap Ancaman Karhutla di Wilayah Ini, Ada Apa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Rabu, 31/08/2022 17:20 WIB
Foto: Petugas memadamkan api akibat kebakaran hutan di Kampar, Riau (17/9/2019). (AP Photo/Rafka Majjid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk tahun 2022/2023 lebih rendah dari normal. Karena itu, pemerintah daerah (Pemda) diminya waspada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, saat ini tengah berlangsung La Nina lemah di Indonesia. Untuk periode tahun 2022/2023, musim hujan di sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan memasuki puncak di bulan Desember 2022 dan Januari 2023.

Di mana, ada sebagian zona musim yang akan mengalami curah hujan di atas normal, namun ada juga di bawah normal. Berdasarkan perhitungan rata-rata klimatologis tahun 1991-2020.


"Secara umum, sifat hujan tahun 2022/2023 normal, dihitung dari rerata tahun 1991-2020. Namun, ada 36 zona musim yang mengalami kondisi hujan di bawah normal atau lebih kering dari rerata klimatologisnya. Di situ mungkin perlu diwaspadai potensi karhutla," kata Dwikorita saat konferensi pers virtual tentang Prakiraan Musim Hujan 2022/2023, Rabu (31/8/2022).

"Wilayah-wilayah tersebut terutama mencakup sebagian wilayah Riau, sebagian Sumatera Utara, Pantai Timur Jambi. Ini berpeluang mengalami karhutla. Jangan melakukan kegiatan memicu terjadinya karhutla. Tetap waspada menjaga lingkungan di musim kemarau maupun hujan untuk mencegah bencana," tambahnya.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan menambahkan, Pemda harus mewaspadai sifat hujan yang lebih rendah di bulan Januari-Februari terutama di sebagian wilayah-wilayah Riau dan Sumatera Utara.

Foto: BMKG
Pola sifat hujan di Indonesia tahun 2022/2023 - prakiraan BMKG (31/8/2022)

"Ada potensi yang cukup, perlu diwaspadai. Biasanya nanti pemerintah provinsi mengumumkan kewaspadaan berbasis informasi musim BMKG," katanya.

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, setelah La Nina lemah tahun ini, perlu mewaspadai kembali netralnya kondisi cuaca di tahun depan dan berikutnya.

"Tahun depan khususnya, di tengah tahun, perlu mewaspadai terjadinya kondisi karhutla. Terutama di beberapa daerah yang diindikasikan memiliki iklim ekuatorial, seperti di sekitar Riau," katanya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemarau Datang Lebih Lambat - Trump Ngamuk