Eropa Makin Horor! Krisis Energi Biang Kerok Inflasi Meninggi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
31 August 2022 15:35
Eropa Makin Ngeri, 5 Negara Sudah 'Teriak' Krisis Energi
Foto: Infografis/ Eropa Makin Ngeri, 5 Negara Sudah 'Teriak' Krisis Energi / Aristya Rahadian

Krisis energi yang dihadapi zona Eropa telah membawa inflasi di zona Euro (Eropa) masih berada pada rekor tertinggi. Data yang dirilis dari Eurostat menunjukkan inflasi Juli berdasarkan consumer price index (CPI) mencapai 8,9% year-on-year (yoy).

Sementara untuk bulan Agustus inflasi Eropa akan dirilis pada hari ini (31/8/2022) pukul 16:00 waktu Indonesia. Jajak pendapat Reuters memperkirakan inflasi Zona Eropa akan kembali melesat sebesar 9%.

Inflasi yang meninggi mendorong Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase atau 50 basis poin untuk mengatasi lonjakan inflasi yang melanda kawasan tersebut. Langkah yang berlaku mulai 27 Juli itu merupakan yang pertama kalinya sejak 2011.

Sebelum menaikkan suku bunga acuan, ECB memang telah mengindikasikan bahwa mereka akan agresif dalam mengatasi lonjakan inflasi. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan inflasi tinggi akan menjadi perhatian lembaganya supaya tidak menimbulkan risiko.

ECB mengatakan, kenaikan suku bunga ini untuk memastikan bahwa kondisi permintaan akan menyesuaikan untuk mencapai target inflasi dalam jangka menengah." Target inflasi bank sentral adalah 2%.

Selain menaikkan suku bunga acuan, demi menjaga ekonomi di Eropa, ECB juga meluncurkan paket pembelian obligasi baru. Paket itu diluncurkan untuk untuk membatasi biaya pinjaman di negara-negara dengan utang tinggi di zona euro, seperti Italia dan Yunani.

ECB ingin menjaga kohesi di kawasan Uni Eropa yang menggunakan mata uang tunggal. Inflasi tahunan di Uni Eropa melonjak.

Lonjakan dipicu kenaikan harga energi sebagai akibat dari perang antara Rusia dengan Ukraina belakangan ini. Meski demikian, mereka belum memproyeksikan Eropa akan mengalami resesi ekonomi.

Pada proyeksi yang mereka keluarkan Juni,ECB masih berharap ekonomi masih tumbuh 2,8% tahun ini dan sebesar 2,1% pada 2023. Sementara, beberapa lembaga keuangan seperti Goldman Sachs, Nomura dan Berenberg memprediksikan bahwa kawasan Eropa akan memasuki resesi pada 2023.

Nomura memprediksikan PDB Eropa akan terkontraksi 1,2% di 2023, sedangkan Berenberg memproyeksikan kontraksi sebesar 1%. Namun, Goldman Sachs masih lebih optimis bahwa PDB Eropa masih tumbuh 0,8% meski menurun jauh dari proyeksi PDB di 2022 di 2,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular