
Harga Telur 'Terbang', DPR Desak Zulhas Gerak Cepat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga telur ayam ras terpantau masih dalam tren naik. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, harga telur ayam hari ini, Selasa (30/8/20220 pukulĀ 15.55 WIB) harga telur ayam ras naik Rp50 jadi Rp31.550 per kg.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional. Harga tertinggi dilaporkan terjadi di Papua dengan Rp40.200 per kg.
Melihat pergerakan harga telur tersebut, Komisi VI DPR RI mendesak Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) segera menyelesaikan permasalahan harga telur.
Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade pun meminta urusan telur dipercepat melihat banyak pedagang UMKM yang terbebani.
"Karena di berbagai media saya baca pedagang warteg sudah teriak Rp 33 ribu per kilogram itu di Jakarta. Apalagi di Papua itu sudah Rp 40 ribu per kilogram, harus ada solusi cepat," kata Andre saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perdagangan, Selasa (30/8/2022).
Dia mengimbau Menteri Perdagangan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mengerahkan BUMN pangan melakukan operasi pasar.
"Jangan sampai konsumen teriak harga telur kemahalan, tapi perhatikan juga nasib peternak jangan sampai kerendahan harganya," katanya.
Zulhas sendiri menjelaskan, kenaikan harga telur saat ini memang cukup signifikan. Yang terdongkrak kenaikan permintaan musiman, salah satunya saat perayaan kemerdekaan.
Menurut Mendag, harga normal telur itu seharusnya Rp 27.000-29.000 per kg, karena modalnya Rp 24.000 per kg.
"Telur ayam naik signifikan dibandingkan bulan lalu, per 26 Agustus sudah naik 6,83% menjadi Rp 31.300 per kilogram, karena permintaan seasonal akibat perayaan kemerdekaan Agustus," katanya.
Selain itu, dia melihat pada tahun 2021 harga telur sempat mencapai Rp 14.000 per kg. Di mana harga yang jatuh membuat petani merugi sehingga banyak yang melakukan afkir dini atau pemotongan dini indukan ayam petelur untuk mengurangi suplai telur dan harga terangkat.
Faktor ketiga pemicu kenaikan telur, ujarnya karena permintaan yang tinggi didongkrak pencairan bantuan sosial (bansos).
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Muslim mengatakan harga telur saat ini menjadi momok masyarakat, meski saat ini peternak tengah diuntungkan.
Dia juga meminta Menteri Perdagangan untuk melihat persoalan pakan ternak yang dimonopoli dua perusahaan
"Ini paling menderita perusahaan pakan ini jadi pembicaraan juga di ratas kabinet. Dua perusahaan itu monopoli, ini sampai pelosok dikuasai semua. Ini problem utama peternak ini dari perusahaan pakan," katanya.
Secara terpisah, pedagang pasar mengungkapkan, kenaikan harga telur juga disebabkan efek psikologis isu kenaikan harga BBM.
"Harga bahan pangan sekarang naik, telur bahkan masih naik sekarang Rp 31.000-32.000 per kg bahkan di Papua sudah Rp 42.000 per kg," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Telur Naik Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya