
Eropa Pecah! Jerman & Prancis Tolak Sanksi Baru untuk Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Uni Eropa (UE) masih belum mencapai konsensus mengenai penutupan perbatasan bagi warga Rusia yang ingin mengunjungi wilayah itu. Jerman dan Prancis kini meminta Uni Eropa untuk tidak menghentikan turis Rusia mengunjungi blok itu.
Hal ini disampaikan kedua negara itu menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Praha pada Rabu (30/8/2022). Pertemuan itu akan membahas tuntutan negara-negara Baltik dan beberapa anggota lain untuk larangan visa.
"Sambil memahami keprihatinan beberapa negara anggota dalam konteks ini, kita tidak boleh meremehkan kekuatan transformatif dari pengalaman hidup dalam sistem demokrasi secara langsung, terutama untuk generasi mendatang," tulis sebuah dokumen Prancis-Jerman yang dikutip Reuters, Selasa (30/8/2022).
"Kebijakan visa kami harus mencerminkan hal itu dan terus memungkinkan kontak orang-ke-orang di UE dengan warga negara Rusia yang tidak terkait dengan pemerintah Rusia."
Kanselir Jerman Olaf Scholz sendiri sebelumnya menganggap banyak warga Rusia yang tidak sepakat dengan rezim Presiden Vladimir Putin sehingga ingin melarikan diri dari negara itu.
"Semua keputusan yang kita buat seharusnya tidak memperumit mereka untuk kebebasan dan meninggalkan negara itu, untuk menjauh dari kepemimpinan dan kediktatoran mereka di Rusia," paparnya.
Proposal larangan visa untuk WN Rusia pertama kali dilontarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia beralasan banyak warga Rusia yang diam dengan aksi pemerintah negara itu menyerang Ukraina sehingga perlu ada tekanan semacam itu.
Sejauh ini, Finlandia, negara yang berbagi perbatasan sepanjang 830 mil dengan Rusia, telah mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan mengurangi separuh jumlah aplikasi visa dari warga Rusia.
Saat ini, 1.000 orang Rusia dapat mengajukan permohonan visa Finlandia setiap hari. Namun, mulai 1 September, jumlah itu akan turun menjadi 500.
Direktur jenderal untuk layanan konsuler di Kementerian Luar Negeri Finlandia Jussi Tanner mengatakan bahwa maksimal 20% dari kuota tersebut akan dialokasikan untuk visa turis. Ini artinya tidak lebih dari 100 visa turis akan tersedia per hari.
Pembatasan ini sendiri memang didukung Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin. Ia menganggap perjalanan ke Eropa bagi warga Rusia adalah hak istimewa dan bukan hak dasar.
Selain Finlandia, langkah ini juga telah diambil Estonia. Negara Baltik itu bahkan melarang orang Rusia yang sudah memiliki visa untuk memasuki negara itu. Dalam laporan Reuters, jumlahnya mencapai 50 ribu orang.
Republik Ceko dan Latvia juga telah mendukung larangan visa. Mereka juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi orang Rusia bepergian ke UE.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Bikin Uni Eropa Galau hingga Terpecah, Ini Buktinya
