
Bukan Ukraina, Negara Ini Jadi Arena Perang Timur dan Barat

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan yang terjadi antara kekuatan TImur dan Barat kini tak hanya terjadi di Ukraina atau Semenanjung Taiwan, tetapi juga di Serbia.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Serbia Aleksandar Vucic saat Beograd berusaha mempertahankan ambisinya untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) sambil menjaga hubungannya dengan Rusia dan China. Menurutnya, Timur dan Barat terlibat dalam perang proksi (proxy war) di Serbia.
Pernyataan Vucic yang dilontarkan pada Senin (29/8/2022) itu datang sehari setelah para pengunjuk rasa di sebuah rapat umum di Beograd menentang pawai kebanggaan gay mengibarkan bendera Rusia dan membawa poster Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa itu [protes] adalah serangan proksi karena ada banyak orang biasa di sana ... Tetapi apakah ada konflik proksi di Serbia ... ada satu, tidak diragukan lagi, Timur dan Barat," katanya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (30/8/2022).
Serbia telah menjadi kandidat untuk bergabung dengan mitra dagang dan investor tunggal terbesarnya, Uni Eropa, sejak 2012. Serbia netral secara militer, tetapi mempertahankan hubungan dengan NATO dan telah membeli senjata dari negara-negara anggotanya.
Namun, negara Balkan itu juga hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia dan telah membeli senjata dari negara tersebut. Adapun, China adalah investor utama, terutama di pertambangan dan infrastruktur.
Sementara itu, meskipun Serbia mengutuk serangan Rusia ke Ukraina di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Serbia menolak untuk ikut mendukung sanksi terhadap Moskow. Beijing dan Moskow pun mendukung penentangan Serbia terhadap kemerdekaan Kosovo, bekas provinsi selatan Beograd, tempat mereka berperang pada 1998-1999.
"Kami berusaha untuk bertahan ... dengan luka dan bekas luka sesedikit mungkin," kata Vucic, mantan nasionalis yang kemudian menganut kebijakan pro-Eropa.
Pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, menyoroti penolakan Beograd untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina.
"Serbia adalah satu-satunya negara di Eropa yang tidak memberlakukan sanksi dan bukan bagian dari histeria anti-Rusia," tutur Lavrov.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Buka Suara soal Ancaman Perang Baru di Eropa
