AS Remehkan Kemurkaan Xi Jinping?
Jakarta, CNBC Indonesia - Senator Amerika Serikat (AS) Marsha BlackBurn mengatakan tak takut dengan Presiden China Xi Jinping. Ucapannya itu dilakukan setelah lawatannya ke Taiwan beberapa waktu lalu.
"Saya tidak akan diganggu oleh Komunis China untuk meninggalkan pulau itu," kata Blackburn, dikutip dari CNN Internasional, Minggu (28/8/2022).
Pada tweet hari Jumat pagi, sang senator juga kemabli menegaskan kembali dukungannya pada Taiwan. "Saya tidak akan pernaj bersujud pada Partai Komunis China," tulisnya.
"Saya akan terus mendukung (Taiwan) dan hak mereka untuk kebebasan dan demokrasi, Xi Jinping tidak membuat saya takut".
Pada hari yang sama, Blackburn menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. Dia juga menekankan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan, yang menurutnya dimiliki baik oleh Washington dan Taiwan.
"Memang penting negara-negara yang mencintai kebebasan mendukung Taiwan karena mereka berusaha mendukung mempertahankan kemerdakaan dan kebebasan mereka," kata Blackburn.
Dia berharap pihaknya dapat terus membantu dan mendukung Taiwan saat sebagai negara merdeka. Sementara Tsai mengatakan kunjungan tokoh AS ke wilayah tersebut ini 'memperkuat tekad untuk membela diri'.
Kunjungannya mengikut pejabat lain termasuk Nancy Pelosi, Ketua DPR AS pada awal Agustus lalu. Kedatangannya membuat Beijing melakukan latihan militer skala besar selama beberapa hari dan menembakkan rudal ke Taiwan hingga menerbangkan sejumlah pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udarannya.
CNN Internasional menuliskan Beijing tidak segera mengomentari kunjungan Blackbutn itu. Namun saat kedatangan Pelosi, China menunjukkan kemarahannya dan mengatakan tindakan itu mengancam status quo di Selat Taiwan.
"Ketua DPR AS, Nancy Pelosi bersikeras mengunjungi Taiwan dengan mengabaikan keprihatinan serius dan oposisi tegas China, secara serius mencampuri urusan dalam negeri China, merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, secara serius menginjak prinsip Satu China dan mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Kemenetrian Luar Negeri China.
Di bawah kebijakan Satu China, AS sebenarnya mengakui posisi Beijing jika Taiwan bagian dari China. Namun tidak secara resmi mengakui klaim Partai Komunis atas pulau itu.
(npb)