
Rusia Sengaja Perlambat Serangan Militer di Ukraina, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dilaporkan mulai memperlambat serangan ke Ukraina. Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu mengatakan mereka sengaja memperlambat laju kampanye militer Rusia di Ukraina untuk mengurangi korban sipil.
"Semuanya dilakukan untuk menghindari korban di kalangan warga sipil. Tentu saja, ini memperlambat laju serangan, tetapi kami melakukan ini dengan sengaja," kata Shoigu dalam pertemuan para menhan Organisasi Kerjasama Shanghai di Uzbekistan, Rabu (24/8/2022).
Upaya perang Rusia di Ukraina telah membuat sedikit kemajuan dalam beberapa bulan terakhir, setelah pasukannya didorong mundur dari Kyiv pada minggu-minggu awal perang.
Sementara kepala mata-mata Ukraina mengatakan ada alasan lain mengapa gerak pasukan Presiden Vladimir Putin mulai melambat. Setidaknya ada dua penyebab, yakni kelelahan moral dan fisik serta basis sumber daya Moskow yang "habis".
"Rusia agak serius memperlambat tempo serangannya," kata Kepala Badan Intelijen Pertahanan Kyrylo Budanov dalam sebuah acara televisi Rabu, dikutip dari Reuters, Jumat (26/8/2022).
"Alasan untuk ini adalah kelelahan basis sumber daya mereka, serta kelelahan moral dan fisik dari pertempuran," tegasnya.
Khusus di Krimea, misalnya, wilayah yang dianeksasi Rusia sejak 2014 dan jadi pangkalan militer, Budanov mengatakan bahwa sistem pertahanan udara sudah tidak benar-benar berfungsi. Serentetan ledakan di fasilitas militer semenanjung itu akhir pekan lalu menjadi salah satu bukti nyata.
"Krimea ... dipertahankan oleh sistem pertahanan udara terbaik Rusia," katanya. "Namun itu tidak benar-benar berfungsi, dan mereka tidak mampu mempertahankan wilayah yang direbut dari Ukraina."
Rusia sudah menyerang Ukraina selama enam bulan. Pasukan Rusia kini menguasai wilayah selatan, termasuk di sepanjang pantai Laut Hitam dan Laut Azov, dan sebagian wilayah Donbas timur, yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk.
Di data terbaru HAM PBB, Selasa, tercatat 5.587 warga sipil meninggal dan 7.890 terluka sejak serangan Rusia 24 Februari. Namun, angka kematian diyakini lebin banyak dari itu.
Perang Rusia di Ukraina telah membuat 17,7 juta orang membutuhkan bantuan. PBB juga memperingatkan bahwa krisis akan makin teras memukul warga di musim dingin yang segera datang.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam