Harga BBM Pertalite Segera Naik, Angka Kemiskinan Ambyar

hadijah, CNBC Indonesia
26 August 2022 08:25
Potret Kemiskinan Ibu Kota di Tengah Pandemi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Potret Kemiskinan Ibu Kota di Tengah Pandemi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan bakal terancam karena rencana kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.

Pemerintah disebut bakal menaikkan BBM subsidi, Pertalite dan Solar, pada akhir minggu ini. Pertalite dikabarkan akan naik menjadi Rp10.000 per liter, sementara solar menjadi Rp8.000 per liter.

Kenaikan harga BBM bisa berpotensi meningkatkan angka kemiskinan Indonesia. Padahal, BPS telah melaporkan adanya penurunan tingkat kemiskinan setelah pandemi pada Maret 2022.

Tingkat kemiskinan per Maret mencapai 9,54% atau 26,16 juta orang, turun 0,6 poin atau 1,38 juta orang. Sementara itu, dibandingkan September 2021, penurunan tingkat kemiskinan mencapai 0,17 poin atau 0,34 juta orang.

Namun, garis kemiskinan mengalami kenaikan 3,975% dibandingkan September 2021 menjadi Rp 505.469 pada Maret 2022.

Dalam sidang paripurna, Selasa (23/8/2022), Fraksi PKS menilai rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite akan menurunkan daya beli dan konsumsi masyarakat, sehingga angka kemiskinan akan naik.

"Mengurangi subsidi energi bagi rakyat akan berdampak pada jurang kemiskinan. Kerugian yang ditanggung negara akan jauh lebih besar," jelas Anggota DPR RI dari fraksi PKS H.Sukamta.

Dia mengingatkan pemerintah, bahwa pencabutan atau pengurangan subsidi BBM akan memberikan pengaruh yang besar juga bagi kalangan dunia usaha, terutama sektor UMKM dan usaha informal lainnya, yang seringkali tidak tersentuh oleh program bantuan sosial.

"Kenaikan BBM dikhawatirkan akan semakin membuat pengusaha UMKM dan sektor informal lainnya semakin terpuruk, dikhawatirkan angka kemiskinan dan pengangguran akan semakin meningkat," ujar Sukamta.

"Fraksi PKS menekankan pentingnya subsidi bagi rakyat miskin. Subsidi energi BBM, subsidi LPG 3 kg dan termasuk subsidi non energi harus tetap dialokasikan bagi rakyat yang membutuhkan," kata Sukamta lagi.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi energi yang mencapai Rp 502,4 triliun sebenarnya banyak dinikmati oleh orang kaya.

"Dari Rp 502,4 triliun untuk Solar, yang menikmati paling banyak adalah 40 top rumah tangga tertinggi, orang-orang terkaya, Pertalite juga sama," ujarnya di DPR RI, Kamis (26/8/2022).

Dari total Pertalite yang disubsidi dengan nilai Rp 93 triliun kepada masyarakat, 80% atau Rp 80 triliun dari total Pertalite yang disubsidi, dinikmati oleh masyarakat kelas menengah atas.

Untuk solar, Sri Mulyani membeberkan bahwa 89% atau sekira Rp 127 triliun dari total subsidi Rp143 triliun dinikmati oleh dunia usaha dan orang kaya.

"Jadi, yang orang miskin, kalau bicara masyarakat miskin dari ratusan triliun dia hanya menikmati sangat kecil," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Harga Naik! 'Tsunami' Inflasi Jadi 'Tsunami' Derita

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular