Tambahan Subsidi untuk Tahan Harga BBM Hanya Rp50 T

hadijah, CNBC Indonesia
26 August 2022 06:50
SPBU Pertamina, Warung Buncit (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: SPBU Pertamina, Warung Buncit (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tambahan subsidi energi senilai hampir Rp 200 triliun yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai berisiko membuat APBN 2022 jebol. Tidak hanya itu, tambahan ini akan menyulitkan langkah pemerintah dalam mengembalikan defisit fiskal ke kisaran di bawah 3% tahun depan.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan publik belum mengetahui rincian dari tambahan subsidi Rpp198 triliun, berapa besaran khusus untuk BBM Pertalite dan Solar.

"Anggap ini given dari Kemenkeu, kalau betul sampai hampir Rp200 triliun, sebenarnya ini kesalahan ada dalam memonitor penggunaan BBM sejak awal tahun," ujar Faisal kepada CNBC Indonesia, Kamis malam (26/8/2022).

Dari perhitungannya, Faisal memperkirakan kebutuhan subsidi tambahan untuk BBM hanya berkisar Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun. Ini diasumsikan dengan memperhitungkan quote tambahan Pertalite sekitar 23% dan Solar sebesar 15,4%.

Dia menyayangkan pemerintah baru menyampaikan kebutuhan tambahan subsidi ini ketika menit-menit terakhir dan buru-buru menaikkan harga.

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menegaskan bahwa sudah banyak studi yang mengungkapkan bahwa subsidi BBM ini mistargeted atau salah sasaran.

"Saya rasa Rp 700 triliun itu berlebihan. Tapi, kemudian, yang harus diefisiensikan adalah dari sisi subsidi BBM-nya," ungkapnya. Adapun, subsidi yang bersifat jaring pengaman sosial tetap dibutuhkan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan miskin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui anggaran subsidi dan kompensasi energi yang mencapai Rp 502,4 triliun dinikmati sebagian besar oleh orang kaya.

"Dari Rp 502,4 triliun untuk Solar, yang menikmati paling banyak adalah 40 top rumah tangga tertinggi, orang-orang terkaya, Pertalite juga sama," jelas Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja dengan DPD RI, Kamis (25/8/2022).

Sri Mulyani merinci, dari total Pertalite yang disubsidi dengan nilai Rp 93 triliun kepada masyarakat, 80% atau Rp 80 triliun dari total Pertalite yang disubsidi, dinikmati oleh masyarakat kelas menengah atas.

Demikian juga dengan Solar, dengan nilai subsidi mencapai Rp 143 triliun, ternyata dari catatan Kementerian Keuangan 89% atau sekira Rp 127 triliun dinikmati oleh dunia usaha dan orang kaya.

"Jadi, yang orang miskin, kalau bicara masyarakat miskin dari ratusan triliun dia hanya menikmati sangat kecil," jelasnya.

Lebih lanjut, dia juga membeberkan bahwa Pertalite dari kuota 23 juta kilo liter, 15,8 juta kilo liter yang menikmati orang kaya dan hanya 3,9 juta kilo liter yang dinikmati masyarakat terbawah.

"Solar juga sama, dari kuota 15 juta kilo liter itu hanya kurang dari 1 juta kilo liter yang dinikmati kelompok miskin."


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Isi BBM Pertalite-Solar Bakal Dibatasi, Cek Kriterianya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular