Ini Nyata, Serangan Rusia Melemah di Ukraina! Putin Kalah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mulai memperlambat serangan ke Ukraina. Kepala mata-mata Ukraina mengatakan gerak pasukan Presiden Vladimir Putin mulai melambat.
Setidaknya ada dua penyebab. Yakni kelelahan moral dan fisik serta basis sumber daya Moskow yang "habis".
"Rusia agak serius memperlambat tempo serangannya," kata Kepala Badan Intelijen Pertahanan Kyrylo Budanov dalam sebuah acara televisi Rabu, dikutip dari Reuters, Kamis (25/8/2022).
"Alasan untuk ini adalah kelelahan basis sumber daya mereka, serta kelelahan moral dan fisik dari pertempuran," tegasnya.
Khusus di Krimea misalnya, wilayah yang dianeksasi Rusia sejak 2014 dan jadi pangkalan militer, Budanov mengatakan bahwa sistem pertahanan udara sudah "tidak benar-benar berfungsi". Serentetan ledakan di fasilitas militer semenanjung itu akhir pekan lalu menjadi salah satu bukti nyatanya.
"Krimea ... dipertahankan oleh sistem pertahanan udara terbaik Rusia," katanya.
"Namun itu tidak benar-benar berfungsi, dan mereka tidak mampu mempertahankan wilayah yang direbut dari Ukraina."
Melemahnya serangan sebenarnya juga sempat diakui sendiri oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Saat berkunjung ke Tashkent, Uzbekistan, Selasa, ia menegaskan hal itu.
Namun, bukan karena pasukan Putin sudah kalah. Mengutip lama yang sama, ia mengatakan negerinya memang sengaja memperlambat kampanyenya di Ukraina untuk mengurangi korban sipil.
"Selama operasi khusus, kami secara ketat mengamati norma-norma hukum humaniter. Serangan dilakukan dengan senjata presisi tinggi pada objek infrastruktur militer Angkatan Bersenjata Ukraina," katanya.
"Titik kontrol, lapangan udara, gudang, area berbenteng, objek kompleks industri militer. Pada saat yang sama, semuanya dilakukan untuk menghindari korban sipil. Tentu saja, ini memperlambat laju serangan, tetapi kami melakukannya secara sadar," tambahnya lagi.
Rusia sudah menyerang Ukraina selama enam bulan. Pasukan Rusia kini menguasai wilayah selatan, termasuk di sepanjang pantai Laut Hitam dan Laut Azov, dan sebagian wilayah Donbas timur, yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk.
Di data terbaru HAM PBB, Selasa, tercatat 5.587 warga sipil meninggal dan 7.890 terluka sejak serangan Rusia 24 Februari. Namun, angka kematian diyakini lebin banyak dari itu.
Perang Rusia di Ukraina telah membuat 17,7 juta orang membutuhkan bantuan. PBB juga memperingatkan bahwa krisis akan makin teras memukul warga di musim dingin yang segera datang.
(sef/sef)