
Jreeng..Harga Pertalite Mau Naik Tapi Kuotanya Habis Oktober!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini sedang membahas mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis BBM Pertalite dan Solar Subsidi. Di tengah rencana itu, ternyata sisa kuota kedua BBM tersebut hanya tersisa sampai bulan Oktober ini.
Alhasil jika tidak ada tambahan kuota, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan BBM kendaraannya, terpaksa harus membeli BBM non subsidi seperti Pertamax Cs ke atas.
"Kalau tidak ada tambahan ya bisa habis Oktober lah," terang Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/8/2022).
Sampai Juli 2022 ini, kuota BBM Pertalite tersisa 6,2 juta Kilo Liter (KL) dari kuota sampai akhir tahun yang mencapai 23 juta KL. Sementara untuk konsumsi Solar subsidi hingga Juli 2022 sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota tahun ini sebesar 14,91 juta KL. Dengan begitu, maka sisa kuota Solar subsidi hingga Juni tinggal 5,01 juta KL.
Nah, kuota tersebut diprediksi habis pada pertengahan Oktober ini. Mau tidak mau pemerintah harus bertindak secepatnya baik itu pembatasan atau penambahan kuota.
Asal tahu saja, pada tahun ini pemerintah akan menggelontorkan dana subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 mencapai Rp 502,4 triliun. Apabila ada tambahan kuota, itu artinya akan ada tambahan subsidi dari yang tahun ini.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani sempat mengatakan bahwa apabila tidak ada kenaikan harga BBM ketika kuota BBM ditambah, maka subsidi BBM akan membengkak nyaris Rp 700 triliun.
"Kalau menggunakan angka DPR dan Menteri ESDM sudah menyampaikan yaitu 29 juta KL (kuota), dan kalau harga minyak terus naik, maka kita perkirakan subsidi itu harus nambah lagi bahkan bisa mencapai Rp 196 triliun, di atas Rp 502 triliun, nambah kalo kita gak naik BBM," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR/MPR, Selasa (23/8/2022).
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar, Mukhtarudin menyatakan bahwa ternyata sampai pada hari ini kuota BBM Pertalite dan Solar Subsidi belum ditambah oleh pemerintah. Padahal sudah ada persetujuan dalam Rapat dengan Komisi VII DPR untuk menambah kuota Pertalite sebanyak 5 juta KL. "Kenapa keputusan rapat di komisi VII DPR tidak direalisasikan? Kita minta penjelasan dari pak Menteri (Menteri Arifin Tasrif)," ungkap dia di Gedung DPR, Rabu (24/8/2022).
"Regulasi Perpres harus dipercepat, kalau tidak pembatasan tidak bisa dilakukan, kalau pengetatan tidak ada saya yakin ini jebol. Artinya ini khawatir kita, terjadi kelangkaan di mana-mana dan ini persoalan luar biasa di bangsa ini," terang Mukhtarudin.
Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai PKB, Syaikul Islam Ali mengatakan, bahwa kenaikan harga BBM akan mengancam keekonomian kita. "Kalau disuruh milih, opsi pembatasan yang paling masuk akal," ungkap Syaikul Islam Ali.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amankan Kuota, BPH Migas Revisi Aturan Distribusi BBM Subsidi