Tak Panik, Begini Respons Pengusaha Soal Harga BBM Mau Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha makanan dan minuman olahan merespons rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kenaikan harga BBM otomatis pengaruh ke kenaikan biaya distribusi logistik. Rata-rata biaya distribusi logistik industri makanan 3-8%, tergantung jenis komoditas dan harganya," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S Lukman di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Meski demikian, Adhi menilai kenaikan harga itu tidak banyak berpengaruh terhadap harga akhir produk. Bisa jadi ada kenaikan, namun tidak begitu signifikan karena pengaruh ke biaya logistiknya pun tergolong kecil.
"BBM biaya pengaruh ke logistik di 6%, tergantung naiknya (harga BBM) berapa? Misal kenaikan BBM 30%, kalau biaya logistik rata-rata 6%, berati naiknya 15% dari 6% itu, saya kira pasti ada kenaikan biaya logistik tapi ngga besar," kata Adhi.
Kenaikan harga BBM menjadi salah satu fokus pengusaha saat ini. Pemerintah sudah mengirimkan kode keras untuk menaikkan harga BBM bersubsidi yaitu Pertalite dan Solar Subsidi. Kendati naik, pemerintah berharap tidak akan mengganggu daya beli masyarakat.
Dari informasi yang CNBC Indonesia peroleh, untuk menjaga daya beli masyarakat, kemungkinan setelah naik harga BBM Pertalite masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.
(dce)