
Demokrat Sindir Jokowi: Produksi Minyak Kok Turun Terus?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi, yaitu Pertalite, menjadi topik hangat dalam rapat di Komisi VII DPR, yang membidangi sektor minyak dan gas (migas).
Hari ini, Rabu (24/8) Komisi VII DPR melakukan rapat dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Sebenarnya topik rapat kerja tersebut adalah soal rencana kerja anggaran Kementerian ESDM 2023. Namun pertanyaan para anggota mengarah kepada topik kabar rencana kenaikan harga BBM subsidi.
Sartono, Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat saat sesi pertanyaan langsung menyerang pemerintah soal produksi atau lifting minyak mentah Indonesia yang terus turun dari tahun ke tahun.
Dia mengatakan, saat ini lifting minyak mentah Indonesia hanya berada di kisaran 600 ribu barel per hari. Sementara dana subsidi energi yang dihabiskan tahun ini bisa mencapai Rp 502 triliun.
"Kalau Rp 502 triliun ini diinvestasikan untuk eksplorasi atau eksploitasi migas, itu bisa luar biasa. Kita bisa menutupi kebutuhan minyak. Harapan kami sebenarnya sejak presiden dilantik, bagaimana meningkatkan investasi di sektor migas. Kalau itu terjadi, kita sekarang tidak terlalu bergejolak kalau harga migas naik," tuturnya dalam rapat yang dilaksanakan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Sartono menambahkan, setiap ada gejolak geopolitik yang terjadi jauh dari Indonesia, dan memengaruhi harga migas, maka Indonesia akan terimbas luar biasa. Bahkan saat ini ada wacana menaikkan harga BBM subsidi.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi VII dari Fraksi PKB, Syaikhul Islam, menyarankan ada satu jalan yang bisa diambil pemerintah menyikapi kondisi yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah mengimpor minyak mentah murah dari Rusia.
"Goblok kalau takut impor minyak mentah dari Rusia, karena sekutu Amerika (AS) yang dari Eropa itu juga tetap impor energi dari Rusia. Alangkah gobloknya kita tidak ngambil dari Rusia," tegas Syaikhul.
Syaikhul mengatakan, bila pemerintah berani membeli minyak mentah murah dari Rusia, maka akan ada harapan harga BBM subsidi, yaitu Pertalite, tidak perlu dinaikkan seperti yang direncanakan pada saat ini. "Jadi langkah ini penting demi kemaslahatan rakyat," ujarnya menambahkan.
(wed/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenaikan Harga Beras & Minyak Hingga IMF Bawa Kabar Baik