DPR: Goblok Kalau Pemerintah Takut Impor Minyak Murah Rusia!

Astrid Nicolien, CNBC Indonesia
24 August 2022 11:46
Gedung DPR
Foto: detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana soal keinginan Indonesia untuk mengimpor minyak mentah murah dari Rusia kembali marak. Seorang Anggota DPR dari Komisi VII mengatakan, impor minyak murah dari Rusia harusnya dilakukan oleh Indonesia.

Adalah Syaikhul Islam, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKB, yang mengatakan harusnya pemerintah Indonesia berani mengambil tindakan untuk membeli minyak murah dari Rusia. Apalagi harga minyak mentah dari Rusia ini, didiskon 30% lebih murah dari harga pasar.

"Goblok kalau takut impor minyak mentah dari Rusia, karena sekutu Amerika (AS) yang dari Eropa itu juga tetap impor energi dari Rusia. Alangkah gobloknya kita tidak ngambil dari Rusia," tegas Syaikhul dalam rapat dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Syaikhul mengatakan, bila pemerintah berani membeli minyak mentah murah dari Rusia, maka akan ada harapan harga BBM subsidi, yaitu Pertalite, tidak perlu dinaikkan seperti yang direncanakan pada saat ini. "Jadi langkah ini penting demi kemaslahatan rakyat," ujarnya menambahkan.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan minat membeli minyak mentah dari Rusia, hal itu dikatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

"Rusia nawarin ke kita. India sudah ngambil, harganya lebih murah 30% dari harga pasar internasional," kata Sandiaga, dikutip dari akun instagram pribadinya, Minggu (21/8/2022).

"Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil nggak? Pak Jokowi juga pikir yang sama, ambil," tambahnya.

Mengutip Reuters pada 22 Agustus 2022, harga minyak mentah Urals yang menjadi andalan Rusia itu tercatat di posisi US$ 78,06 per barel. Dibandingkan dengan jenis Brent pada Rabu 24 Agustus mencapai US$100,04 per barel.

Meskipun harga minyak mentah Rusia lebih murah, ada kekhawatiran mengenai sanksi embargo oleh Amerika Serikat dan bisa saja meluas juga ke aliansi baratnya seperti yang terjadi oleh Rusia. Sandi Uno pun mengatakan bahwa embargo dari Amerika Serikat tetap akan berdampak kepada Indonesia.

"Ada yang nggak setuju karena takut, 'wah nanti gimana diembargo ke Amerika Serikat'. Ya biarin. Kalau diembargo paling kita nggak bisa makan McDonald's," katanya.

Sayangnya, sanksi Negeri Adikuasa tidak sekedar tidak bisa makan ayam goreng. Bahkan, bisa lebih kejam. Negeri Paman Sam sendiri merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia selain China dan India. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), AS berkontribusi terhadap 10,96% total ekspor Indonesia. Nilainya hingga Juli 2022 sebesar US$ 17,27 miliar atau Rp 255,62 triliun (kurs=Rp14.800 per dolar AS).


(wed/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Komisi VII: Solar Subsidi 2022 Perlu Ditambah 2 Juta KL

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular