Internasional

Kanselir Jerman Sempat "Janjikan" Ini ke Putin, Bakal PHP?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 August 2022 20:47
New elected German Chancellor Olaf Scholz is sworn in by parliament President Baerbel Bas in the German Parliament Bundestag in Berlin, Wednesday, Dec. 8, 2021. The election and swearing-in of the new Chancellor and the swearing-in of the federal ministers of the new federal government takes place in the Bundestag on Wednesday. (Photo/Markus Schreiber)
Foto: AP/Markus Schreiber

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanselir Jerman Olaf Scholz dilaporkan telah memberikan pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum Moskow menyerang Ukraina. Hal ini terungkap dari pemberitaan surat kabar Ukraina, New Voice of Ukraine.

Dalam pesan itu, Scholz meyakinkan Putin bahwa Ukraina tidak akan masuk menjadi anggota NATO dalam 30 tahun ke depan. Ini merupakan bentuk dan intensi NATO bahwa aliansi itu bukanlah ancaman bagi Rusia.

"Ini (masuknya Ukraina ke NATO) tidak akan terjadi dalam 30 tahun ke depan," kata Scholz selama negosiasi dengan Putin, dikutip Selasa (23/8/2022).

Kenyataannya, kini sebagian besar anggota NATO sepakat Ukraina untuk bergabung dengan aliansi tersebut, kendati belum dipastikan apakah negara pecahan Uni Soviet tersebut akan benar-benar diterima.

Walau begitu, setelah serangan dilancarkan Putin pada 24 Februari, Scholz menyatakan penentangan kerasnya dengan Putin. Ia mengatakan bahwa alasan Putin untuk menyerang Ukraina benar-benar tidak masuk akal.

"Mengejar alasan seperti itu tidak akan membiarkan negara-negara keluar dari perang selama 200 tahun ke depan," kata Scholz seperti dilaporkan Deutsche Welle dan dikutip Newsweek.

Ia juga menambahkan alasan yang mungkin tepat untuk menjelaskan motif Putin adalah niat Rusia untuk mengambil alih Ukraina dan Belarusia karena faktor sejarah.

"Ini adalah perang yang dimulai oleh Putin, Rusia, dan jelas dengan tujuan menaklukkan negara tetangganya. Saya pikir itu adalah tujuan awalnya."

Putin dan pejabat Rusia lainnya berusaha untuk membenarkan apa yang disebut 'operasi militer khusus' di Ukraina dengan mengklaim bahwa Kyiv dipimpin oleh neo-Nazi" dan perlu didenazifikasi. Pasalnya, Putin mengaku etnis berbahasa Rusia di negara itu mendapatkan persekusi yang didukung rezim.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Rusia, Jerman Siap Kirim Senjata Berat ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular