Bukan Covid Atau Krisis, Ada Lagi Nih yang Bikin Jokowi Ngeri

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang telah terjadi dalam dua setengah tahun terakhir telah membuat semua kepala negara 'ketakutan' karena menghadapi hal yang sebelumnya belum terjadi. Wabah tersebut bukan hanya menyebabkan krisis kesehatan, melainkan juga krisis ekonomi.
Saat pandemi sudah mulai mereda dan ekonomi di sejumlah negara mulai pulih, dunia kini dihantam sebuah siklus baru. Perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina telah memicu terjadinya sejumlah krisis, mulai krisis keuangan, krisis energi, hingga krisis pangan di berbagai belahan dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali menegaskan bahwa saat ini situasi dunia kian mengkhawatirkan. Jokowi mengaku mendapatkan bisikan dari sejumlah lembaga internasional akan ada puluhan negara di berbagai belahan dunia yang akan ambruk akibat krisis.
"Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Silatnas & Ultah ke 19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat awal bulan ini.
Namun, ternyata ada lagi hal yang cukup mengerikan bagi Jokowi. Bukan pandemi atau krisis, melainkan konflik sengketa lahan yang bisa mengancam nyawa seseorang. Jokowi menilai, hal ini di masa depan tidak boleh lagi terjadi.
"Kalau sudah urusan tanah itu bisa ngeri, bisa sampai bunuh-bunuhan karena ini urusan yang sangat prinsipil," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam penyerahan sertifikat hak tanah atas rakyat di Jawa Timur, seperti dikutip Selasa (23/8/2022).
Jokowi menuturkan, saat ini khususnya di Jawa Timur masih ada sekitar 7 juta bidang yang belum memiliki sertifikat. Jokowi meminta Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto untuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat tanah tersebut.
"Saya sudah perintahkan ke Menteri BPN agar ini terus dipercepat supaya seluruh masyarakat pegang bukti hak kepemilikan tanah yaitu sertifikat," jelasnya.
Jokowi mengingatkan agar masyarakat menyimpan dengan baik sertifikat tanah. Konflik maupun sengketa tanah di daerah di Indonesia, menurutnya masih banyak terjadi dikarenakan masyarakat tidak memegang hak hukum atas tanah.
"Ini penting, ini adalah bukti hak kepemilikan tanah. Kalau ada yang mengklaim 'ini tanah saya,' (tunjukkan) 'oh bukan, tanah saya, sertifikatnya ada', (mereka) enggak bisa apa-apa. Ini adalah bukti hak hukum atas tanah," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
Psst.. Ada Bocoran Dari Jokowi Kapan Kita Harus Buka Masker
(cha/cha)