Internasional

Makin Mesra, China "Sumbang" Rusia Rp 520 Triliun dari Energi

Maesaroh, CNBC Indonesia
22 August 2022 18:00
TOPSHOT - Russian President Vladimir Putin (L) and Chinese President Xi Jinping pose for a photograph during their meeting in Beijing, on February 4, 2022. (Photo by Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP) (Photo by ALEXEI DRUZHININ/Sputnik/AFP via Getty Images)
Foto: Sputnik/AFP via Getty Images/ALEXEI DRUZHININ

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan ekonomi China dan Rusia makin erat di tengah gejolak perang Ukraina. Beijing kini menjadi pembeli terbesar energi Rusia setelah Eropa menutup pintu.

Nilai impor energi China dari Rusia menembus US$ 35 miliar atau sekitar Rp 521 triliun (kurs US$1=14.885) pada periode Maret-Juli 2022. Nilai tersebut melonjak US$ 20 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada Juli saja, China menghabiskan US$ 7,2 miliar atau Rp 107, 2 triliun untuk mengimpor energi dari Rusia.

Tidak hanya batu bara, Beijing juga membeli minyak mentah hingga gas dari Negeri Beruang Merah.

Adanya diskon harga dari Rusia menjadi salah satu alasan mengapa impor China dari Rusia mengalir deras.
China juga memanfaatkan pasokan berlebih Rusia setelah Eropa melarang impor batu bara dan memberikan sejumlah sanksi ekonomi ke Negeri Vladimir Putin.


Dilansir dari Al-Arabiya, Rusia kini menggantikan Arab Saudi sebagai pemasok terbesar minyak mentah China dalam tiga bulan terakhir. Beijing mengimpor minyak mentah sebanyak 7,15 juta ton pada Juli, naik 7,6% (year-on-year/yoy).

China South Morning Post melaporkan pengiriman minyak mentah dari Rusia melalui jalur laut rata-rata mencapai 1,03 juta barel per hari pada Juli 2022 atau turun 6% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, impor minyak Ural-minyak mentah andalan rusia melonjak 34% (month-to-month/mtm).

Sekitar 70% minyak Ural Rusia dibawa ke Pelabuhan Dongjiakou dan Qingdao ports di wilayah timur Provinsi Shandong yang merupakan hub kilang independen.

"Kondisi tersebut mencerminkan kuatnya permintaan dari penyuling lokal. Pada masa lalu, impor minyak Ural hanya sedikit dan diserap sepenuhnya sama penyuling BUMN," tulis South China Morning Post.

Rusia juga kini mengancam posisi Indonesia sebagai pemasok utama batu bara China. Negara Beruang Merah mengirim batu bara ke China sebanyak 7,42 juta ton pada Juli, naik 14,4% (yoy). Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah.

Pengiriman dari Rusia juga jauh lebih besar dibandingkan yang tercatat pada Juni (6,12 juta ton).

Sementara itu, impor batu bara China dari Indonesia 11,7 juta ton pada Juli, naik 22% (mtm) tetapi anjlok 40% (yoy). Beijing mengimpor batu bara dari Indonesia sebanyak 9,6 juta ton pada Juni dan 12,4 juta ton pada Mei. 

Adapun, impor gas alam cair China dari Rusia mencapai 410.000 ton pada Juli, naik 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


(mae/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eaaaa.. Diam-diam China Borong Terus Batu Bara Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular