Harga Bahan Baku 'Terbang' 90%, Harga Obat Langsung Naik?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 22/08/2022 14:55 WIB
Foto: Ilustrasi Obat (Image by AVAKA photo from Pixabay )

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) Honseti Basyir mengatakan, tidak menaikkan harga jual obat yang diproduksi perseroan. Meski, harga bahan baku obat melonjak hingga 80-90%.

Menurut Honesti, harga bahan baku obat global memang sedang naik. Terutama sejak pandemi Covid-19. Namun, dia memastikan, harga obat Bio Farma di tingkat konsumen tidak akan terkena dampaknya.

"Kalau harga (obat) nggak naik, nggak boleh," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (22/8/2022).


Untuk menjaga harga obat, imbuh dia, perseroan melakukan efisiensi operasional meski akan berdampak pada profitabilitas atau kinerja keuangan perseroan.

"Jadi harga (jual di masyarakat) tetap, ongkos produksi kita naik. Mau nggak mau efisiensi supaya harga nggak naik. Karena kan kita punya peran utama agen development. Kalau kita ikut naikin harga kasihan masyarakat dan kasihan pemerintah juga. Jadi kita jaga stabilitas harga. Jadi kita efisiensi internal," jelasnya.

Untuk pasokan, tambahnya, Indonesia masih mengandalkan pasokan impor. Bio Farma, kata Honesti, bersama pemerintah akan mendorong segera terwujudnya kemandirian obat-obatan, terutama bahan baku obat di Indonesia.

"Sebenernya harganya stabil. Tapi kalau ada pandemi kayak kemarin, bukan hanya masalah harga saja tapi ada masalah logistik. Dampak beberapa negara yang lockdown sehingga transportasi nggak jalan sehingga terbatas. Demandnya banyak, harga naik. Untuk menghindari ketergantungan, kata Honesti.

Saat ini, ujarnya, perseroan tengah mengembangkan fasilitas produksi bahan baku obat di Delta Silicone 1 Lippo Cikarang, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang dikelola oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmachopia.

"Kita harus lakukan ada satu cucu perusahaan khusus bahan baku obat itu sehingga kita ga bergantung lagi. Jadi ada perang dimanapun kita udah mandiri dulu secara produk," pungkasnya.

Secara terpisah, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius pernah mengatakan hal senada. Dia mengakui, gejolak harga energi dunia dan efek inflasi turut mendongkrak bahan baku obat. Hanya saja, lanjut Vidjong, produsen obat tidak akan langsung menaikkan harga obat ke konsumen karena menyangkut daya beli. Dan, kenaikan harga obat juga akan berdampak lagi ke inflasi. 

"Kenaikan harga bahan baku sudah terjadi sejak akhir tahun lalu dari beberapa negara pemasok. Tapi, karena berhubungan dengan konsumen maka harga produk semuanya sensitif jadi harus diperhatikan baik. Harga tidak akan langsung naik tapi bisa berkala ke bulan-bulan depan," kata Vidjongtius kepada CNBC Indonesia, belum lama ini. 


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini