
Gokil! Subsidi LPG Pertamina Bantu 61 Ribu Desa

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) saat ini telah membangun dan mengoperasikan pangkalan LPG 3Kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO). Program OVOO merupakan pemekaran outlet LPG 3kg untuk menyediakan LPG hingga ke seluruh kecamatan dan desa/kelurahan di Indonesia.
OVOO LPG hadir untuk menjawab tantangan akses energi yang sama agar dapat dinikmati semua lapisan masyarakat di daerah pelosok atau 3T (Terluar, Terpencil dan Tertinggal). Adapun program ini berjalan beriringan bersama program BBM 1 harga.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan hingga Juni 2022, program OVOO telah menjangkau 93% desa atau 61.842 desa di seluruh wilayah Indonesia. Tercatat ada sebanyak 220.603 outlet OVOO yang ada. Di Sumatera bagian utara ada 12.386 desa dan 30.754 outlet, di Sumatera Bagian Selatan ada 8.323 desa dan 18.769 outlet, Jawa Bagian Barat 7.721 desa dan 40.784 outlet, Jawa Bagian Timur ada 8.997 desa dan 52.994 outlet.
Kemudian Jawa Timur dan Bali Nusa Tenggara ada 10.113 desa dan 35.350 outlet, Sulawesi 8.637 desa dan 28.408 outlet, Kalimantan 5.665 desa dengan 13.554 outlet.
"Melalui program OVOO, Pertamina akan berkomitmen memastikan kelurahan yang belum ada outlet LPG subsidi. Ini adalah target prioritas Pertamina dalam memperluas jaringan outlet LPG ke depan," ujar Irto saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (28/7/2022).
Pertamina menargetkan setiap desa minimal tersedia satu pangkalan LPG 3 Kg sehingga memudahkan masyarakat di pedesaan mendapatkan energi yang bersih, hemat dan ramah lingkungan. Hingga saat ini, Pertamina terus berkomitmen memperluas infrastruktur jangkauan pelayanan LPG hingga ke desa-desa dengan 2 jenis outlet yakni Pangkalan LPG 3 Kg untuk LPG Subsidi atau PSO dan Pertashop untuk Bright Gas atau LPG Non PSO.
Masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi bisa menikmati harga BBM dan LPG bersubsidi yang terjangkau karena didukung subsidi BBM dan LPG dari Pemerintah. Dalam APBN 2022, Pemerintah telah menambah besaran subsidi sebesar Rp 71,8 triliun, sebagai bentuk kehadiran negara untuk melindungi masyarakat di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Pieter Abdullah berharap bahwa bantuan ini dapat diperluas ke dalam bentuk yang lain. Tujuannya agar masyarakat terpencil dapat semakin beradaptasi dengan segala jenis bantuan energi.
"Bantuan energi kepada masyarakat terpencil misalnya diberikan dalam bentuk listrik tenaga surya atau tenaga mikro hydro, atau lainnya," terangnya.
Dengan bantuan energi tersebut, Pieter yakin bahwa masyarakat yang sudah terbantu saat ini dapat makin berkkembang memahami segala jenis keadilan energi yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan multiplier effect.
Salah satu warga Solok Selatan, Sumatera Barat yang telah merasakan adanya program OVOO ini yakni Monica (29). Menurutnya adanya program ini memungkinkan dia untuk membeli BBM non subsidi yakni Pertamax.
Dia mengatakan kini di daerahnya BBM mudah dicari dengan adanya Pertashop sehingga sangat membantu dan memberikan pilihan bahan bakar.
"Jadi lebih mudah mendapatkan bahan bakar. Di sini ada beberapa Pertashop sehingga mudah ditemukan tidak perlu antre saat mau isi Pertamax," kata Monica.
Untuk memasak di rumah pun dia menggunakan Bright Gas yang kini lebih mudah didapatkan di beberapa agen dekat tempat tinggalnya.
Sementara itu, Kepala Desa Palintuna, Kecamatan Pinembani, Palu, Sulawesi Tengah, Arianos, mengatakan program OVOO membantu penyaluran LPG 3 Kg di wilayahnya. Sebelumnya warga desanya harus turun jauh ke kota untuk mendapatkan gas LPG.
"Kami bersyukur karena ini pertama di desa palintuma ada pangkalan LPG 3 Kg, dulu setiap saat membutuhkan kami harus turun ke kota, bisa dibayangkan biayanya. Dengan adanya pangkalan ini, warga desa akan lebih mudah mendapatkan LPG untuk memasak di rumah," kata Arianos.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Perkuat Pertashop Suplai BBM & LPG di Jalur Sulit