Harga Minyak Goreng Turun Jadi Segini, Menuju Normal?

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
18 August 2022 09:20
Petugas menata minyak goreng kemasan di Supermarket Jakarta, Kamis 21/7. Harga minyak goreng kemasan terus mengalami penurunan di toko ritel. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Petugas menata minyak goreng kemasan di Supermarket Jakarta, Kamis 21/7. Harga minyak goreng kemasan terus mengalami penurunan di toko ritel. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng kini tak lagi Rp57.000-an per 2 liter. Selain itu, kini minyak goreng dalam kemasan di pasar sudah semakin banyak.

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga rata-rata nasional minyak goreng per Selasa (16/8/2022) turun Rp100 jadi Rp18.200 per liter dibandingkan sehari sebelumnya.

Untuk jenis kemasan premium, harga rata-rata nasional bertengger di Rp22.500 per liter. Sedangkan jenis curah, bertengger di Rp14.100 per liter. Beda tipis dari target eceran tertinggi pemerintah yang Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg curah.

Padahal, sekitar 5 bulan lalu, yaitu 21 Maret 2022, harga minyak goreng curah masih bertengger di Rp17.700 per liter, kemasan sederhana Rp21.400 per liter, dan kemasan premium Rp24.800 per liter.

Harga tersebut, melonjak jika dibandingkan 15 Maret 2022. Di mana, harga minyak goreng rata-rata nasional tercatat hanya Rp16.300 per liter untuk kemasan curah dan Rp18.300 per liter kemasan premium. Ada kenaikan 11-22%. Meski untuk curah ada penurunan sekitar 11% dari posisi 15 Maret 2022 yang tercatat Rp15.900 per kg.

Bedanya, sepanjang Februari hingga 15 Maret 2022, minyak goreng sulit ditemukan di pasar. Bahkan, sempat jadi barang gaib. Laporan antrean warga, bahkan dari subuh dan lintas daerah hanya untuk membeli minyak goreng, sempat mewarnai bulan-bulan awal tahun 2022.

Baru setelah 15 Maret 2022, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan, pemerintah melepaskan harga minyak goreng ke keekonomian atau mekanisme pasar. Dan hanya mengatur harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng.

Airlangga mengatakan, keputusan tersebut ditempuh menyusul ketidakpastian ekonomi global saat itu, yang memicu lonjakan harga energi dan pangan. Yang juga berdampak pada kelangkaan CPO untuk minyak goreng.

Alhasil, dalam semalam setelah harga dilepas ke keekonomian, minyak goreng membanjiri pasar. Meski, dengan harga melambung. Sempat rekor tembus Rp57.000 per 2 liter.

Sebelumnya pemerintah memang sempat memberlakukan kebijakan satu harga Rp14.000 per liter untuk semua minyak goreng, kemudian diubah dengan ketentuan HET untuk setiap jenis, mulai dari Rp11.500 hingga Rp14.000 per liter. Minyak goreng kemasan premium mendapat HET termahal.

Langkah itu untuk mengantisipasi tren kenaikan harga minyak goreng yang semakin tak terkendali di awal tahun 2022. Kala itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan anak buahnya segera mengambil tindakan.

Kenaikan harga minyak goreng akibat efek domino menggeliatnya perekonomian global setelah pembatasan aktivitas dan lockdown karena merebaknya pandemi Covid-19. Harga komoditas, termasuk CPO terus melonjak.

Kondisi ini diperparah perang Rusia-Ukraina yang membuat harga-harga komoditas terus terbang. Puncaknya, mengutip Tradingeconomics (17/8/2022), harga CPO cetak rekor tembus MYR7.000-an per ton. Pertama di 9 Maret 2022, lalu 29 April 2022 tembus MYR7.100 per ton.

Untuk meredam lonjakan harga minyak goreng, pemerintah mengeluarkan berbagai jurus. Mulai dari wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) 2 jilid, program minyak goreng bersubsidi, dilanjutkan curah rakyat, kemudian program Minyakita, bahkan mewajibkan penggunaan PeduliLindungi.

Ada juga jurus buka tutup keran ekspor, menaikkan dan memangkas bahkan menghapus sementara pajak ekspor, mengubah rumusan pajak ekspor, hingga rentetan kebijakan mendongkrak ekspor bahan baku minyak goreng, yaitu minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan turunannya.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menggelontorkan BLT Rp300.000 untuk setiap penerima bantuan pangan tunai dan UMKM, untuk membantu daya beli masyarakat di tengah lonjakan harga minyak goreng. Penyerahan BLT pun digenjot maksimal sebelum Lebaran tahun 2022.

Kini harga minyak goreng terpantau semakin jinak. Sementara, pemerintah pun telah memprediksi harga komoditas, termasuk bahan baku minyak goreng, yaitu CPO tak bakal terbang gila-gilaan lagi. Tak ada lagi 'durian runtuh' harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan harga CPO akan turun ke bawah US$1.000 per ton. Atau sekitar MYR4.468 per ton dengan kurs saat ini.

Meski, belum bisa dipastikan potensi harga minyak goreng bisa kembali normal lagi, setidaknya ke level setahun lalu.

Di mana Kemendag mencatat, harga rata-rata nasional minyak goreng pada 16 Agustus 2021 adalah Rp13.800 per liter curah, Rp14.300 per liter kemasan sederhana, dan Rp16.000 per kemasan premium.

Berikut harga minyak goreng berlaku di sejumlah ritel modern di Bekasi sebagai berikut:

swalayan di Bekasi:

- Tropical pouch/ botol 2 liter diskon dari Rp42.350 jadi Rp36.900
- Sunco pouch 2 liter diskon dari Rp49.000 jadi Rp37.700
- Rizki botol 1 liter Rp14.000
- Kusuma pouch/ botol 1 liter Rp12.900.

minimarket di Bekasi:

- Tropical botol 2 liter diskon dari Rp39.800 jadi Rp36.900
- Bimoli botol 2 liter Rp52.000
- Fortune pouch 2 liter diskon dari Rp 39.700 jadi Rp35.200
- Filma pouch 2 liter diskon dari Rp47.100 jadi Rp35.900
- Sovia pouch 2 liter diskon dari Rp47.400 jadi Rp27.900
- Amanda pouch 1 liter Rp22.200.

Harga tersebut adalah harga tercantum pada 17 Agustus 2022.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Asyik! Harga Minyak Goreng Turun Berturut-turut Jadi Segini


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading