77 Tahun RI Merdeka Masih Impor Pangan, Ini Daftarnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memang sudah merdeka selama 77 tahun, tapi masih harus mengimpor sejumlah komoditas pangan hingga saat ini. Pasalnya, produksi lokal masih lebih rendah dari total kebutuhan nasional.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, bahwa pada periode Januari-Juni 2022 Indonesia masih tercatat mengimpor komoditas pangan seperti keledai, beras, gula, hingga kopi.
Barang impor biasanya di banderol dengan dolar Amerika Serikat (AS). Posisi rupiah terhadap dolar AS terpantau masih bergerak di level Rp 14.700/US$.
Secara year to date, Mata Uang Garuda terkoreksi 3,3 terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah ini tentu berpotensi menaikkan harga berbagai produk impor atau yang memiliki bahan baku mayoritas dari impor.
Pengaruh harga pangan yang naik adalah inflasi yang makin panas. Per Juli, laju inflasi Indonesia mencapai 4,94% year-on-year/yoy.
Makanan pokok Indonesia seperti beras, jagung, gandum, kedelai, cabai, hingga bawang diimpor. Hal ini juga akan membuat harga bahan baku untuk makanan olahan pun makin mahal dan membuat harga jual ke konsumen semakin naik.
Ke depan, warga RI juga masih perlu bersiap pada dolar yang masih berpotensi menguat. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksikan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada September.
Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 59,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 2,75% - 3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 40,5%.
Per Desember 2021, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif hingga 4 kali dan membawa suku bunga acuan The Fed ke kisaran 2,25%-2,5%.
Tentunya, hal tersebut kian menopang laju penguatan si greenback di pasar spot dan menekan kinerja rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)