Internasional

Ternyata AS Sudah Tahu Rusia Bakal Serang Ukraina, tapi...

luc, CNBC Indonesia
17 August 2022 06:10
WASHINGTON, DC - JUNE 22: An image of Russian President Vladimir Putin is displayed as U.S. President Joe Biden speaks about gas prices in the South Court Auditorium at the White House campus on June 22, 2022 in Washington, DC. Biden called on Congress to temporarily suspend the federal gas tax. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Foto: Getty Images/Drew Angerer

Jakarta, CNBC Indonesia - Dokumen intelijen mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengetahui potensi serangan besar Rusia ke Ukraina setelah 'operasi militer' Presiden Vladimir Putin diluncurkan pada 24 Februari lalu.

Menurut laporan The Washington Post yang dikutip Newsweek, Rabu (17/8/2022), rencana serangan Rusia ke Ukraina pada diberitahukan kepada Presiden Joe Biden pada Oktober lalu dengan "detail luar biasa" mengenai niat Kremlin berkat citra satelit, komunikasi yang disadap, dan sejumlah sumber. Adapun, intelijen tersebut diketahui dari tiga lusin pejabat AS, Eropa, dan NATO.

Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan para pemimpin intelijen, militer, dan diplomatik negara-termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan Jenderal Mark A. Milley, ketua Kepala Staf Gabungan-dilaporkan memberi Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris informasi sangat rahasia yang melibatkan penentuan posisi pasukan Rusia, persenjataan, dan strategi.

Para pejabat memperingatkan peningkatan dana yang tidak biasa dan tajam dari Rusia untuk operasi darurat militer dan untuk membangun pasukan cadangan yang membuat pencaplokan Krimea oleh negara itu pada tahun 2014 terlihat kecil.

Milley dilaporkan menyebut plot militer Rusia sebagai "kejutan dan kekaguman" versi negara itu, memprediksi serangan terhadap Ukraina yang akan datang dari "berbagai arah secara bersamaan".

Ketika Biden, yang bersumpah untuk tidak melibatkan AS dalam konflik militer lain setelah penarikan pasukan dari Afghanistan, menanyai para pejabat apakah Putin benar-benar akan menyerang Ukraina atau jika dia hanya menggertak. Mereka yang berada di Kantor Oval dilaporkan menjawab bahwa keputusan untuk melakukan serangan bukan "jenis hal yang akan dilakukan oleh negara yang rasional".

Sementara itu, hampir 6 bulan berperang, Rusia terus menghadapi hambatan yang mungkin tidak pernah diantisipasi sebelumnya. Para pejabat AS memperkirakan bahwa lebih dari 75.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka dalam konflik tersebut.

Pada saat yang sama, pejabat Rusia dilaporkan menolak bekerja di Ukraina meskipun ditawari gaji dua kali lipat. Perekrutan militer Rusia di garis depan juga dilaporkan tidak diberi kompensasi, makan, atau amunisi yang cukup.

Artileri yang disediakan AS, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), juga terus menggempur pasukan dan gudang amunisi Rusia.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular