RI Swasembada Beras Gegara Konsumsi Domestik Turun Terus?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 August 2022 18:05
Ilustrasi warteg. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi warteg. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan sistem ketahanan pangan Indonesia dalam hal swasembada beras.

"Izinkan saya mengucapkan selamat kepada Indonesia, atas keberhasilannya yang luar biasa besar dalam mencapai swasembada beras, dan meningkatkan level ketahanan pangan," kata Direktur Jenderal IRRI Jean Balie dalam sambutannya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dikutip Senin (15/8/2022).

Berdasarkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia mencapai 90% lebih rasio swasembada atau rasio antara produksi dalam negeri dengan total permintaan. Ini adalah pencapaian yang sangat besar.

Ini juga menunjukkan ketahanan sistem pertanian pangan yang tinggi, tidak hanya pada beras tapi juga di seluruh sektor.

"Tingkat swasembada yang tinggi memang merupakan langkah maju yang besar. Terutama di saat meningkatnya ketegangan geopolitik," katanya.

Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, konsumsi beras di dalam negeri ternyata makin turun setiap tahunnya.

Mengutip laporan Konsumsi Bahan Pokok 2019 BPS, konsumsi terbesar beras berasal dari kelompok rumah tangga dimana mencapai 20.685.619 ton, atau sekitar 77,5 kilogram per kapita per tahun. Namun jumlah ini juga berkurang setiap tahunnya.

Dalam laporan itu juga dijelaskan meski sebagian kecil kalangan masyarakat menengah ke atas sudah mulai mengurangi konsumsi beras, bergeser pada pola konsumsi nasi mengarah ke roti atau vegetarian namun beras masih belum bisa digantikan komoditas lain.

"Kondisi ini (konsumsi rumah tangga) cenderung mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelum nya. demikian juga konsumsi per kapita mengalami penurunan," tulis laporan itu dikutip, Senin (15/9/2022).

Berikut gambaran konsumsi beras rumah tangga mengutip data tersebut:

- tahun 2014 21.378.122 ton atau 86,04 kilogram per kapita
- tahun 2015 21.614.072 ton atau 84,9 kilogram per kapita
- tahun 2017 21.307.828 ton atau 81,61 kilogram per kapita
- tahun 2019 20.685.619 ton atau 77,5 kilogram per kapita.

Di sisi lain, konsumsi di segmen Hotel Restoran & Catering dan Rumah Makan (Horeka) malah meningkat setiap tahunnya. Di mana sejak 2014 melonjak dari 4.929.080 ton atau 19,61 kilogram per kapita, menjadi 6.504.978 atau 24,37 per kapita.

Meski demikian, total konsumsi beras tiap tahunnya juga terus menurun. Di mana pada 2015 sebanyak 29.178.940 ton atau sekitar 114,6 kilogram per kapita, turun di tahun 2017 menjadi 29133.514 ton atau 111,59 per kapita, dan turun lagi menjadi 28.692.107 atau 103,7 kilogram per kapita.

Untuk diketahui data BPS juga menunjukkan produksi beras pada 2019 lalu mencapai 31,31 juta ton mengalami penurunan 2,63 juta ton dari tahun sebelumnya. Berlanjut pada tahun 2020- 2022 saat ini produksi beras juga masih berkisar 31 juta ton.

Sementara konsumsi dalam negeri berkisar 28-29 juta ton per tahun. Artinya jika dihitung beras RI masih ada surplus sekitar 1-2 juta ton lebih.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Terima Penghargaan Swasembada Beras RI dari IRRI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular