
Pasukan Putin Mulai Melemah di Ukraina, Ini Bukti Terbarunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang dikobarkan Rusia terhadap Ukraina telah berjalan hampir 6 bulan. Namun, belum ada tanda-tanda konflik tersebut akan segera berakhir.
Sementara itu, pasukan Rusia dikabarkan mulai melemah. Hal tersebut dimanfaatkan Ukraina untuk melakukan serangan balasan setelah mendapat banyak bantuan dari negara lain.
Dari AS, misalnya, Negeri Paman Sam mengoordinasikan sekitar 50 negara untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina.
Dalam laporan Deutsche Welle (DW), bantuan tersebut termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang banyak dipuji, serta howitzer self-propelled PzH 2000 dari Jerman dan Belanda.
Nico Lange, seorang anggota parlemen Jerman dan kepala staf untuk Menteri Pertahanan Federal negara itu, mengatakan bahwa masuknya bantuan militer yang signifikan ke Ukraina ini mengubah dinamika invasi Rusia.
"Aspek penting dari beberapa hari terakhir adalah bahwa Rusia sekarang dipaksa untuk bereaksi terhadap pernyataan dan tindakan Ukraina," kata Lange.
Dia mengatakan Rusia memindahkan kekuatan signifikan ke selatan, menuju Kherson dan Zaporizhzhia, dua wilayah di Ukraina Selatan yang sebagian besar jatuh di bawah pendudukan Rusia. Mereka juga dalam beberapa pekan terakhir menjadi terlalu fokus terhadap serangan balasan yang signifikan oleh pasukan Ukraina yang bertujuan untuk merebut kembali mereka.
Menurutnya, serangan Ukraina tidak akan terlihat seperti yang dilakukan Rusia. Itu juga akan bergantung pada partisan, pada pemberontakan di kota-kota yang diduduki, pada operasi bergerak di belakang garis musuh.
"Rusia mengalami masalah besar dalam mengendalikan daerah-daerah ini. Ada banyak aktivitas partisan di bagian yang diduduki dari oblast Zaporizhzhia. Patroli Rusia terbunuh pada malam hari. Di Melitopol, juga, seperti di Kherson, ada poster yang diarahkan melawan penjajah Rusia, ada kampanye selebaran. Sesuatu yang baru terus-menerus disiapkan," katanya.
Rusia pun disebut menghadapi kesulitan luar biasa karena tidak bisa mengembangkan pergerakan pasukannya.
Perlu diketahui, disuplai oleh AS, M142 HIMARS telah disebut sebagai 'pengubah permainan' dalam pertempuran negara itu melawan Rusia. Mampu dimuat dengan enam rudal berpemandu GPS yang presisi, HIMARS bisa mencapai target hingga 300 km.
AS mengeklaim bahwa pada akhir Juli, pasukan Ukraina telah menggunakan HIMARS untuk menghancurkan lebih dari 100 target Rusia bernilai tinggi.
Rekaman Bocor
Kementerian Pertahanan Ukraina merilis video baru yang berisi penyadapan percakapan antara tentara Rusia di Ukraina mengumpat terkait kegagalan pasukan Putin. Ini dinilai menjadi bukti semangat tentara Rusia yang hancur.
Audio yang di disadap Dinas Keamanan Rusia ini dibagikan pada media sosial Twitter yang mengungkap bagaimana pasukan Rusia telah gagal menghadapi pasukan pertahanan Ukraina.
Dalam panggilan telepon selama satu menit itu, orang Rusia itu berkata "Drone mereka ada yang di atas ... bayangkan drone atau quadcopter di sana," jelas percakapan itu dikutip dari Express.
"Dan orang-orang kita tidak bisa berbuat apa-apa tentang drone ini. Tidak bisa menghentikan mereka, tidak bisa berbuat apa-apa," lanjutnya.
Bahkan orang Rusia itu juga menambahkan, "Angkatan udara kami kacau," katanya.
"Sebuah helikopter mendekat, menembak sekali dari satu tempat sekitar lima kilometer, dan kemudian pergi," lanjutnya.
Namun sehari sebelum rekaman percakapan itu mengudara, Rusia dikabarkan telah kehilangan 20 pesawat dalam satu hari. Kehilangan pesawat sebanyak itu merupakan yang pertama sejak perang dunia kedua.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri