Wahai Milenial, Ada Pesan Nih dari Gubernur Bank Indonesia!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 12/08/2022 21:27 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Acara Konferensi Pers: Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, investasi harus ditingkatkan dan di perjuangan demi untuk meningkatkan perekonomian di tanah air. Namun harus dengan literasi yang mumpuni.

Perry menjelaskan investor ritel dalam jangka waktu 2019 hingga 2021 selalu mengalami kenaikan. Jumlah investor ritel pada 2019 tidak lebih dari 2,5 juta, kemudian meningkat menjadi sekira 5 juta pada 2020, dan terus naik hingga 9,1 juta investor pada 2021.

Pun dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, generasi milenial yang berinvestasi di Indonesia, lebih banyak berinvestasi pada investasi yang berkelanjutan secara proporsional dari keseluruhan portofolio dibandingkan generasi yang lebih tua.


Oleh karena itu, Perry menekankan kepada generasi milenial, sebelum memulai berinvestasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah paham instrumen yang akan diinvestasikan dan pelajari bagaimana resikonya.

Mengingat saat ini instrumen investasi terus berkembang, mulai dari instrumen di pasar keuangan, pasar modal/saham, obligasi, dan di pasar keuangan reksadana, dan repo.

"Dalam investasi betul-betul memahami instrumen, termasuk instrumen keuangan untuk pembiayaan hijau. Setiap instrumen akan menumbuhkan return atau imbal hasil. Namun setiap instrumen mengandung risiko," jelas Perry dalam acara webinar bertajuk Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT), Jumat (12/8/2022).

Memahami instrumen jenis investasi mulai dari return dan tingkat risiko, kata Perry sangat penting untuk bisa memaksimalkan pasar keuangan.

Selain itu, untuk berinvestasi, para generasi milenial menurut Perry juga harus bijak dalam merencanakan keuangan.

"Bijak dalam menjual dan membeli, maupun bijak dalam perilaku tidak spekulatif. Bijak dalam berinvestasi, karena cinta terhadap Indonesia. Mari berinvestasi untuk memahami instrumen, mari berinvestasi bijak sebagai perencanaan keuangan dan tata kelola yang baik," jelas Perry.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menambahkan, berdasarkan data yang diterima OJK, seringkali pertumbuhan investasi ritel dibarengi dengan tren missed conduct, sehingga kerugian investor ritel meningkat di pasar domestik dan internasional.

Hal tersebut, kata Mahendra harus ditindaklanjuti dengan peningkatan perlindungan investor, khususnya investor ritel. Meningkatnya investor ritel di pasar modal memang menggembirakan, namun perlu dicermati tantangan yang dihadapi.

"Seperti upaya pemahaman dan pengetahuan investasi pada instrumen keuangan agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai. Sehingga tidak hanya menimbulkan herd behaviour, noise trading atau investing in bubbles," jelas Mahendra.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Tahan Suku Bunga - Trump Pamer Hp Murah