Kuota Sekarat! Menteri ESDM Pastikan Harga Pertalite Tak Naik

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 12/08/2022 10:50 WIB
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tidak akan mengalami penyesuaian atau kenaikan harga. Hal ini seiring dengan menipisnya kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) itu.

Pemerintah, kata dia sementara ini masih akan mempertahankan harga BBM jenis Pertalite di level Rp 7.650 per liter. Namun, ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih bijak lagi dalam mengkonsumsi BBM.

"Pertalite ini kita pertahankan, sementara pertahankan. Cuma ya langkah pertama ini kita harus bisa menghimbau masyarakat untuk hemat energi," kata dia ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (11/8/2022).


Sembari menghimbau masyarakat berhemat dalam mengkonsumsi BBM, pemerintah juga akan segera merampungkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Dengan begitu, pembatasan pembelian BBM Pertalite dan Solar subsidi dapat segera diberlakukan. "Kita juga segera melakukan revisi dari Perpres 191," kata dia.

Pertamina mencatat, Sampai pada Juli 2022, konsumsi Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sudah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Artinya, kuota hingga akhir tahun hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta KL sampai akhir tahun.

Sementara konsumsi Solar Subsidi sebagai Jenis BBM Tertentu (JBT) sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota 14,91 juta di tahun 2022 ini atau tersisa 5,01 juta KL.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati sebelumnya membeberkan bahwa harga Pertalite dan Solar Subsidi memiliki nilai subsidi yang tinggi.

Misalnya saja harga Solar Subsidi yang saat ini dijual Rp 5.150 per liter. Nicke bilang, bahwa pemerintah harus mensubsidi BBM Solar itu sekitar Rp 12 ribuan per liternya. Sementara untuk BBM Pertalite yang saat ini harganya Rp 7.650 per liter disubsidi hampir Rp 10 ribuan per liter.

"Sekarang bagaimana masyarakat harus mengendalikan konsumsi BBM-nya. Setiap liter solar disubsidi Rp 12 ribu, Pertalite disubsidi hampir Rp 10 ribu/liter," terang Nicke dalam acara Satu Tahun Alih Kelola WK Rokan, Senin (8/8/2022).

Seperti diketahui, pemerintah pada tahun ini akan menggelontorkan subsidi pada sektor energi senilai Rp 502 triliun. Yang mana subsidi untuk BBM dan LPG bisa mencapai sekitar 320 triliunan.

Untuk menekan bengkaknya nilai subsidi itu, Nicke mengatakan, salah satu caranya dengan melakukan pembatasan pembelian Pertalite dan Solar Subsidi kepada yang tidak berhak.

Nicke mengatakan, salah satu pengendalian konsumsi BBM subsidi itu dilakukan melalui pendaftaran kendaraan melalui MyPertamina. Kelak, sesuai dengan kriteria yang ditentukan, BBM subsidi ini hanya untuk mereka yang tidak mampu dan usaha-usaha kecil. "Kita semua tahu situasinya sangat sulit, di seluruh dunia tidak ada yang tidak kesulitan. Kita memang tidak krisis energi tapi semua ada batasnya," tandas Nicke.

Adapun sejak 1 Juli 2022, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga membuka pendaftaran kendaraan melalui website MyPertamina. Pendaftaran kendaraan itu ditujukan kepada konsumen yang berhak membeli Pertalite dan Solar Subsidi sesuai dengan kriteria yang akan ditentukan dalam revisi Perpres 191/2014.

Saat ini kriteria pembeli Pertalite dan Solar Subsidi memang belum pasti. Namun berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama dengan para pemangku kebijakan terkait, kendaraan atau roda empat dengan spesifikasi mesin di atas 1.500 cubicle centimeter (cc) dan motor di atas 250 cc akan dilarang isi Pertalite.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini