Sri Mulyani Was-was! Krisis Mulai Intai Negara Berkembang
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis keuangan dan ekonomi kini mengintai sederet negara berkembang. Kabar buruk ini disebabkan oleh agresivitas Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dalam menaikkan suku bunga acuan, sebagai bentuk respon atas lonjakan inflasi.
"Tekanan inflasi ini direspon dengan kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (11/8/2022).
Inflasi AS sempat menyentuh level tertinggi yaitu 9,1%, jauh di atas rata-rata yang biasanya yaitu 1-2%. Kini suku bunga acuan AS sudah berada di level 2,25-2,50% setelah ada kenaikan dalam beberapa bulan.
Sejarah mencatat, ketika suku bunga acuan AS naik drastis, maka beberapa negara alami tekanan. Khususnya negara berkembang dan miskin yang alami ruang fiskal yang terbatas.
"Dengan peranan dolar AS lebih 60% di dunia, keputusan the fed yang naik akan menimbulkan imbas di outflow. 4 dekade terakhir suku bunga kenaikan karena inflasi, biasanya menimbulkan krisis di berbagai belahan dunia," terang Sri Mulyani.
(mij/mij)