
Tak Sampai Oktober, Kuota Pertalite Bisa Ludes Lebih Cepat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dinilai perlu segera memberlakukan kebijakan pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Mengingat, kuota BBM Pertalite diprediksi bisa habis lebih cepat dari prediksi Oktober atau November 2022 ini.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa BBM jenis Pertalite kemungkinan akan habis lebih cepat atau pada September ini, hal itu jika tanpa ada penambahan kuota dan pembatasan. Oleh sebab itu ia mendorong agar kebijakan pembatasan pembelian Pertalite dapat segera diimplementasikan.
"Kemungkinan September sudah akan habis kalau tidak ada pembatasan," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/8/2022).
Sebelumnya, Komaidi mengatakan jika melihat data sebelum Pertalite menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan BBM Premium, konsumsi Pertalite pada waktu itu mencapai 22 juta kl per tahun. Sementara konsumsi Premium antara 6 sampai 8 juta kl.
"Jadi kalau ditambah 22 juta kl sudah kisaran 30 juta kl. Tetapi kita sama-sama paham, mengenai kapasitas fiskal, saya kira pemerintah juga memahami volumenya yang rasional itu mungkin sekira 28 sampai 30 juta kl. Tapi ruang fiskalnya yang ada adalah untuk 23 juta kl," ujar Komaidi dalam Economic Challenges, Selasa Malam (12/7/2022).
Sehingga menurut Komaidi, perlu upaya lebih agar kuota BBM Pertalite mencukupi hingga 31 Desember 2022. Salah satunya dengan menyaring siapa yang berhak membeli BBM itu di lapangan.
Sementara, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman memprediksi kuota Pertalite hanya mampu bertahan antara Oktober-November. Karena itu, ia juga sependapat agar kebijakan pengendalian segera diberlakukan. "Kalau tidak dilakukan pengendalian, ya bisa begitu (habis) di antara Oktober-November," ujarnya.
Asal tahu saja, Pertamina mencatat sampai pada Juli 2022 ini, konsumsi BBM Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebanyak 23 juta KL. Artinya, kuota BBM yang dipakai sejuta umat Indonesia ini tersisa 6,2 juta KL lagi.
Sementara konsumsi Solar Subsidi sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota 14,91 juta di tahun 2022 ini atau tersisa 5,01 juta KL.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina 'Pening', Kuota Pertalite Sisa 6,2 Juta KL
