Perusahaan Chip Global Ramai-ramai Nyungsep, Ada Apa?

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
10 August 2022 21:15
Ilustrasi Chip Komputer (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels)
Foto: Ilustrasi (Photo by Jeremy Waterhouse from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan semikonduktor global mengalami penurunan dalam nilai saham. Hal ini diduga berasal dari kekhawatiran akan perlambatan permintaan.

Dalam laporan Al Jazeera yang mengutip Bloomberg, di AS, indeks semikonduktor Philadelphia merosot 4,6% pada hari Selasa, (9/8/2022). Sebanyak 30 yang ada di indeks itu dilaporkan berada di zona merah yang menandai penurunan terbesar dalam sekitar dua bulan terakhir.

Di Asia, saham chip dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. hingga Samsung Electronics Co., SK Hynix Inc. dan Tokyo Electron Ltd. disebutkan juga merosot.

Merosotnya nilai saham ini sendiri merupakan tanggapan dari investor yang ada dalam industri ini. Pasalnya, sebelumnya mereka telah menambah investasinya untuk menangani krisis chip yang sempat melanda dunia.

"Kami terus percaya bahwa kami memasuki penurunan semikonduktor terburuk dalam setidaknya satu dekade, dan mungkin sejak 2001 mengingat ekspektasi resesi dan peningkatan inventaris," kata analis Citigroup, Christopher Danely, dalam laporannya, Rabu (10/8/2022).

Pelemahan permintaan ini sendiri juga mulai dirasakan beberapa perusahaan. Produsen besar seperti Micron, Nvidia, Intel, dan Advanced Micro Devices (AMD) mengatakan hasil penjualan telah memburuk sejak diberlakukannya pembaruan produk.

"Dibandingkan dengan panggilan pendapatan terakhir kami, kami melihat melemahnya permintaan lebih lanjut karena penyesuaian yang meluas di luar hanya konsumen ke bagian lain dari pasar termasuk pusat data, industri dan otomotif," kata CEO Micron, Sanjay Mehrotra.

Sebelumnya, saham semikonduktor melonjak pada awal Juli, sebagian didorong oleh ekspektasi bahwa kelangkaan endemik akan menopang permintaan bahkan di tengah perlambatan ekonomi.

Namun, kelangkaan kemudian menjadi hambatan utama pada Indeks Saham Nasdaq 100. Selain itu, ada beberapa industri lainnya seperti otomotif yang mengalami kerugian akibat kelangkaan ini.

"Seluruh sektor chip berkembang pesat setelah pandemi dan sekarang kami melihat sedikit reaksi balik," kata kepala analis di Rakuten Securities, Yasuo Imanaka.

"Peningkatan permintaan untuk smartphone dan PC dari kerja jarak jauh jelas menghilang. Dan kita harus mewaspadai risiko bahwa penyesuaian inventaris tidak semulus yang diharapkan Micron dan perusahaan lain beberapa bulan lalu."


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Bisa Kena 'Kiamat' Gara-Gara Masalah Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular