Simak! Ini Penyebab Invasi China ke Taiwan
Jakarta, CNBC Indonesia - China baru-baru ini menggelar latihan militer besar-besaran di wilayah Taiwan. Hal ini dilakukan pasca kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke pulau itu.
Dalam latihan itu, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA memilih enam lokasi di sekitar Taiwan. Latihan itu disebut juga melibatkan Kapal Induk Beijing dan juga beberapa rudal mutakhir.
Latihan ini sendiri dianggap sebagai tanda bahwa China siap menginvasi Taiwan. Pasalnya, sebelum latihan ini dimulai, jet tempur China dilaporkan beberapa kali memasuki wilayah pertahanan udara milik Taipei atau ADIZ.
Bahkan, pada November lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo-cheng memprediksi invasi Beijing ke wilayah itu akan terjadi di 2025 mendatang.
Lalu sebenarnya apa motif China menginvasi Taiwan?
China sendiri memandang Taiwan sebagai bagian integral dari kedaulatannya. Hal ini berdasarkan sejarah sebelum dunia mengakui Satu China yakni China yang berkedudukan di Beijing.
Sebelum prinsip itu diakui dunia, banyak negara dunia mengakui Pemerintah China sebagai pemerintah yang berada di Taipei. Pengakuan ini dibuat mengingat sebelum perang sipil China berakhir pada 1949, Partai Kuomintang memegang kewenangan mewakili China.
Saat perang sipil berakhir, Kuomintang dikalahkan kelompok Komunis dan para petinggi partai itu termasuk mantan pimpinan Nasional China Chiang Kai-shek lari ke Taiwan. Mereka kemudian mendirikan pemerintahan China di pulau itu dengan nama resmi Republik China. Nama ini kemudian digunakan sebagai nama resmi Taiwan hingga hari ini.
Lalu pada era 1970an ketika pihak berkuasa Komunis di Beijing diakui sebagai 'pemegang' China seluruhnya dengan prinsip Satu China, mereka memandang bahwa Taiwan seharusnya masih menjadi bagian dari kekuasaan Komunis.
Pasalnya, saat Pemerintah Taipei diakui sebagai pihak berkuasa China, wilayah kekuasaan mereka juga menjalar hingga China Daratan milik Beijing yang saat ini dikenal sebagai Republik Rakyat China.
Hubungan antara China dan Taiwan pun mulai memanas setelah itu. Puncaknya saat Partai Kuomintang akhirnya mampu dikalahkan oleh Partai Demokratik Progresif atau DPP. Pihak DPP yang dimotori Presiden Taiwan saat ini Tsai Ing-wen menolak prinsip Satu China dengan berpandangan bahwa Taiwan merupakan negara yang berdiri sendiri.
Ini kemudian dirasa sebagai plot membelot atau plot kemerdekaan oleh Beijing. Presiden China Xi Jinping pada pidatonya tahun lalu berjanji untuk melawan plot kemerdekaan bagi pulau itu.
China sendiri juga berusaha mengisolasi Taiwan dalam forum-forum internasional. Ini yang juga menyebabkan kunjungan Pelosi ke Taiwan dianggap sebagai dukungan agar pulau itu bisa merdeka sendiri.
(hsy/hsy)