Wih, Operasional Blok Rokan Bakal Didukung Pembangkit Surya
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berkomitmen dalam upayanya menggenjot kenaikan produksi di Blok Rokan. Sekalipun upaya tersebut dilakukan di tengah transisi energi dari fosil ke energi bersih.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee Arizon Suardin menyampaikan selain meningkatkan produksi migas, pihaknya juga berupaya untuk mengurangi emisi karbon di sektor hulu. Salah satunya dengan serangkaian proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) .
Proyek PLTS ini diharapkan memiliki kapasitas sebesar 25 Mega Watt (MW) untuk mendukung kegiatan operasi di wilayah kerja Rokan . "Kita sudah jalan 25 MW. Ini cukup besar ya untuk sebuah lapangan migas menggunakan PLTS," kata Jaffee dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (9/8/2022).
Meski demikian, Jaffee belum dapat memastikan secara detail kapan proyek tersebut dapat onstream. Hanya saja proyek PLTS dipastikan mulai dapat beroperasi pada tahun ini.
"Itu bisa on stream di tahun ini. Kalau sudah on stream bisa kita update," katanya.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) pada bulan Agustus ini resmi satu tahun mengelola Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Rokan. Melalui blok minyak raksasa peninggalan Chevron ini, Pertamina berhasil menambah cemerlang kinerja produksi perusahaan secara keseluruhan.
Tercatat, pada semester I-2022 ini, Pertamina mampu meningkatkan produksi migas sebesar 965 ribu barel per hari (mboepd) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu mencapai 850 mboepd.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, bahwa pencapaian tersebut diraih atas upaya optimal yang dilakukan Subholding Upstream. Pertama, peningkatan aktivitas pengeboran dan kerja ulang sebagai upaya optimasi sumur existing.
Kedua, peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung. Ketiga, implementasi teknologi dan transformasi digital di Subholding Upstream Pertamina.
Salah satu wujud nyata upaya optimal yang ditunjukkan oleh Subholding Upstream adalah keberhasilan Pertamina Hulu Rokan dalam melaksanakan alih kelola Blok Rokan dalam satu tahun terakhir ini.
"PHR mampu melewati proses transisi, mencakup cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis, budaya kerja dan sistem manajemen keselamatan, serta sharing best practice dengan entitas Pertamina lainnya sehingga operasional Blok Rokan berjalan lancar," ujar Nicke dalam acara Satu Tahun Alih Kelola Rokan, Senin (8/8/2022).
Nicke mengklaim, wilayah kerja yang memiliki kompleksitas tinggi dan skala terbesar di regional Asia Tenggara (SEA) itu, pengelolaan Blok Rokan oleh PHR menjadi model alih kelola terbaik.
Dalam satu tahun alih kelola, PHR berhasil melakukan 370 pengeboran atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya, yaitu 105 pengeboran sumur dengan eksekusi 15.000 kegiatan Work Over (WO) dan Well Intervention Well Services (WIWS) yang menyerap 60% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk menggerakkan perekonomian nasional.
"Masifnya pengeboran tersebut, otomatis meningkatkan jumlah rig pengeboran aktif menjadi lebih dua kali lipat dari yang awalnya 9 menjadi 21 rig dan akan terus meningkat menjadi 27 rig hingga triwulan akhir 2022. Demikian juga dengan penggunaan rig WOWS. Di awal alih kelola memanfaatkan 25 rig WOWS, saat ini menjadi 32 rig WOWS dan akan terus meningkat hingga 52 rig WOWS di triwulan 4 pada tahun ini," paparnya.
Nicke menjelaskan, pengeboran yang masif dan agresif tersebut menghasilkan peningkatan produksi migas dari rata-rata 158,7 MBOPD sebelum alih kelola menjadi 161 MBOPD saat ini. Volume cadangan pun meningkat dari 320,1 MMBOE pada awal transisi menjadi 370,2 MMBOE setelah satu tahun alih kelola.
"Tak dapat dipungkiri, meskipun kenaikan harga minyak global menyebabkan impact positif untuk Pertamina di bisnis hulu, di sisi lain kondisi ini memberikan tekanan di bisnis penyediaan BBM," ungkap Nicke.
(pgr/pgr)