Melejitnya Produksi Minyak Blok Rokan di Luar Ekspektasi
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan tingkat produksi di Blok Rokan tidak anjlok pasca alih kelola dari Chevron ke perusahaan. Hal tersebut terlihat dari produksi rata-rata saat ini yang mulai terjaga di level 161 ribu barel per hari (bph).
Bahkan perusahaan mampu meningkatkan produksi migas dari rata-rata 158 ribu bph sebelum alih kelola menjadi 161 ribu bph saat ini. Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh PHR di luar ekspektasi.
"Saya kira ini melebihi ekspektasi saya, karena sebelum dikelola PHR mengalami penurunan signifikan, ternyata saat ini justru mengalami peningkatan luar biasa ini jauh dari ekspektasi saya dan ini bagus sekali," kata dia kepada CNBC Indonesia dalam acara Energy Corner, Selasa (9/8/2022).
Lebih lanjut, Mamit mengatakan bahwa Blok Rokan saat ini menjadi salah satu tulang punggung produksi lifting migas nasional. Blok Rokan setidaknya bakal memegang peranan penting dalam target produksi minyak 1 juta barel pada tahun 2030 mendatang.
Ia pun berharap dengan adanya kegiatan eksplorasi yang semakin masif ditambah dengan kegiatan pengeboran sumur 400 per tahun, produksi Blok Rokan dapat melonjak kembali. Oleh sebab itu, sektor migas masih memberikan peranan penting bagi negara.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee Arizon Suardin membeberkan kunci sukses dalam meningkatkan produksi di Blok Rokan salah satunya yakni pada digitalisasi. Adapun dalam melakukan kegiatan pengeboran sumur, perusahaan mempunyai War Room.
War Room sendiri merupakan fasilitas pusat kendali operasional kegiatan-kegiatan utama dalam rangka mendukung pencapaian target program pengeboran. "Kami bangun itu real time dan di PHR untuk bisa melihat dinamika di lapangan kami ada War Room setiap hari kami meeting tiap hari keputusan apa yang harus dibuat data transparan dan real time itu gak mudah. Ini sangat memudahkan oleh PHR," katanya.
(pgr/pgr)