Derita Pekerja RI: Gaji Naik Dikit, Habis Buat Sembako...

Maesaroh, CNBC Indonesia
09 August 2022 10:25
Harga Daging Ayam (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kesibukan aktivitas pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 2/4. Jelang memasuki Ramadhan pada esok hari harga sayuran mengalami kenaikan. (Cnbc Indonesia/Muhammad Sabki)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperbaharui batas UMP baru menjadi Rp 4.641.854. Namun, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kemudian membawa keputusan UMP baru tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). PTUN sendiri sudah memutuskan UMP DKI Jakarta 2022 tetap merujuk pada keputusan awal yakni Rp 4.573.845.

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek),Mirah Sumirat mengatakan kenaikan UMP sesuai PP No 36 jelas tidak mencukupi. Dia juga mengingatkan kenaikan UMP dengan formula tersebut mengabaikan 64 komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL)yang seharusnya masuk dalam perhitungan UMP.

"Kenyataannya harga barang bahan pokok itu naik terus. Kenaikan UMP tidak bisa mengimbangi kenaikan harga tersebut. Ini membuat daya beli rapuh dan kemiskinan bisa melonjak," ujar Mirah, kepada CNBC Indonesia.

Dalam catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga bahan pangan melonjak drastis pada tahun ini. Harga minyak goreng curah menyentuh Rp 18.000-20.000 per kg pada Maret-Juni, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nya di Rp 14.000 per liter,

Harga daging ayam ada di kisaran Rp 38.000-40.000 per kg sepanjang Mei-Juni padahal pada Maret masih ada di kisaran Rp 36.000 per kg. Harga cabai rawit ada di kisaran Rp 80.000-100.000 per kg pada Juni-Juli. Harga tersebut dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga normal di kisaran Rp 40.000-50.000.

Di luar komoditas pangan, tariff atau harga kebutuhan dasar seperti sandang dan pulsa telpon juga naik karena kenaikan  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dari semula 10% sejak April tahun ini.

Baik Tadjuddin dan Mirah berharap pemerintah meningkatkan penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk mengurangi beban kelompok masyarakat miskin di tengah gempuran inflasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan makanan menyumbang 75% terhadap angka kemiskinan. Jika harga bahan pangan terus naik maka semakin besar pengeluaran kaum miskin hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan.

"Pemerintah harus tambah bansos agar masyarakat terbantu. Harga barang naik Rp 3.000 itu sudah sangat terasa bagi masyarakat miskin," ujar Tadjuddin.

Mirah mengatakan pemerintah tidak mungkin menaikkan UMP di tengah tahun. Karena itulah menambah bansos menjadi hal yang wajib agar angka kemiskinan tidak semakin melonjak.

"Perbaiki juga data penerima bansos. Jangan sampai bansos malah jatuh ke tangan yang salah. Banyak pekerja yang di PHK malah tidak bisa mendapatkan kartu pra-kerja dan bantuan. Padahal, mereka belum bangkit dari pandemi,"ujarnya.

Dia juga berharap pemerintah tidak mencabut subsidi untuk barang-barang yang dikonsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti Elpiji 3 kg dan Pertalite.
"Jangan coba-coba menghilangkan subsidi BBM dan listrik. Itu (pencabutan subsidi) akan semakin berat bagi pekerja," imbuhnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular