Internasional

Rusia dan Ukraina Saling Tuding sebagai Pemicu 'Teror Nuklir'

luc, CNBC Indonesia
09 August 2022 06:30
This image made from a video shows Zaporizhzhia nuclear plant in Enerhodar, Ukraine on Oct. 20, 2015. Russian forces pressed their attack on a crucial energy-producing city by shelling Europe’s largest nuclear plant early Friday, March 4, 2022, sparking a fire and raising fears that radiation could leak from the damaged power station. (AP Photo)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas serangan penembakan di kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina di tengah kekhawatiran internasional bahwa pertempuran mereka untuk menguasai pembangkit listrik itu dapat memicu bencana.

Menyebut setiap serangan terhadap pembangkit nuklir sebagai "bunuh diri", Sekjen PBB Antonio Guterres menuntut inspektur nuklir PBB diberikan akses ke Zaporizhzhia, kompleks PLTN terbesar di Eropa.

Adapun, pasukan Rusia merebut wilayah selatan Ukraina, tempat Zaporizhzhia berada pada Maret. Daerah itu, termasuk kota Kherson, sekarang menjadi sasaran serangan balasan Ukraina.

Ukraina meminta daerah di sekitar kompleks untuk didemiliterisasi dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk diizinkan masuk.

Rusia mengatakan pihaknya terbuka untuk kunjungan IAEA setelah sebelumnya dituduh 'menyandera' Eropa dengan menjadikan PLTN tersebut sebagai perisain nuklir.

Sementara itu, Ukraina menyalahkan Rusia atas serangan akhir pekan di sekitar kompleks, yang masih dijalankan oleh teknisi Ukraina. Dikatakan tiga sensor radiasi rusak dan dua pekerja terluka oleh pecahan peluru.

Pada Senin pagi, pembangkit itu tampaknya masih beroperasi, kata Petro Kotin, kepala perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina, Energoatom. Dia mengatakan 500 tentara Rusia dan 50 alat berat, termasuk tank, truk dan kendaraan infanteri lapis baja berada di lokasi. Staf Ukraina di pabrik, imbuhnya, tidak punya tempat berlindung.

Kotin menyerukan penjaga perdamaian untuk menjalankan PLTN Zaporizhzhia, mengurangi risiko peluru mengenai enam kontainer bahan bakar nuklir bekas yang sangat radioaktif.

Dalam video malam yang dibagikan secara online, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan sanksi baru Barat terhadap industri nuklir Rusia karena menciptakan ancaman bencana nuklir.

Dr. Mark Wenman, seorang ahli nuklir di Imperial College London mengatakan reaktor Zaporizhzhia relatif kuat dan bahan bakar bekas terlindungi dengan baik.

"Meskipun mungkin tampak mengkhawatirkan, dan setiap pertempuran di situs nuklir akan ilegal ... kemungkinan pelepasan nuklir yang serius masih kecil," katanya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Ngeri dari Perang, Eropa Terancam Bencana Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular