Mantan Presiden Rusia Sebut AS Cs Ingin Hancurkan Negaranya
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Barat ingin menghancurkan kremlin. Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TASS.
Dalam wawancara yang dipublikasikan Senin (8/8/2022), Medvedev mengatakan saat ini kebijakan kriminal Amerika Serikat (AS), dengan didukung Uni Eropa, sedang dilakukan secara agresif di Ukraina.
"Rusia sedang melakukan operasi militer khusus di Ukraina dan mencapai perdamaian dengan syarat kami," kata Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.
Medvedev, yang melemparkan perang 2008 di Georgia, melihat perluasan aliansi militer NATO ke arah Barat dan perang Ukraina sebagai bagian dari upaya AS dan sekutunya untuk menghancurkan Rusia.
"Tujuannya sama, untuk menghancurkan Rusia. Inilah akar penyebab proses geopolitik Russofobia yang sangat agresif yang diprakarsai oleh Barat. Jawaban kami sulit, tetapi dipikirkan dengan cermat," ujarnya.
Medvedev mengatakan jika ada kesempatan untuk menyelesaikan masalah secara damai, terutama di meja perundingan, ini harus dilakukan. Namun, katanya, jika tidak ada jalan keluar, artinya pihak-pihak terkait harus bereaksi dengan paksa.
"Sayangnya, baik di Georgia maupun Ukraina, otoritas negara-negara ini tidak memberi pilihan kepada Rusia, mengganggu proses penyelesaian politik dari konflik-konflik ini, dan kami sengaja melakukan intervensi militer," jelasnya.
"Sejauh menyangkut NATO, keinginannya yang tak henti-hentinya untuk memperluas di sepanjang perbatasan Rusia, seperti tumor kanker, telah menjadi masalah global. Itu membuat semua orang yang masuk akal sakit," imbuhnya.
Rusia pertama kali menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Akibat serangannya tersebut, Kremlin mendapatkan banyak sanksi dari berbagai negara, terutama dari negara-negara Barat seperti AS dan Uni Eropa.
(tfa/luc)