Top! Luhut Ungkap Nilai Fantastis Dari Hilirisasi Nikel

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvas), Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan nilai ekspor Indonesia yang naik hingga 10 kali lipat. Kenaikan nilai ekspor itu imbas dari upaya pemerintah menyetop ekspor raw material atau barang mentah seperti nikel ore.

Menko Luhut menyatakan, bahwa sektor pertambangan khususnya nikel di Indonesia memiliki nilai tambah yang fantastis. Sehingga pelarangan ekspor nikel mentah dengan mengedepankan hilirisasi nikel membuat ekspor nikel memiliki nilai yang tinggi.

"Beberapa puluh kali lipat. Itu banyak tidak dipahami, tapi tujuh tahun kita lakukan dampaknya besar terlihat dari ekspor selama enam bulan terakhir. Belum pernah ekspor kita selama 26 bulan itu surplus, Baru periode ini, jadi itu parameter yang ada untuk kita melihat ekonomi Indonesia," terang Luhut kepada CNBC Indonesia dalam Economic Update, Senin (8/8/2022).

Luhut menyatakan, sejak pelarangan ekspor nikel ore pada tahun 2017, pemerintah berupa mengekspor nikel dengan nilai tambah melalui hilirisasi seperti menjadi iron steel. "Itu 10 kali lipat nilai tambahnya," ungkap dia.

Sebelumnya, dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Menko Luhut menjabarkan sebelum ekspor nikel ore disetop, nilai ekspor pada tahun 2015 yang hanya mencapai US$ 1,1 miliar naik menjadi US$ 21 miliar pada tahun 2021 sesudah adanya pelarangan ekspor ore.

"Tahun ini ekspornya akan mendekati US$ 30 miliar. Dampak hilirisasi atas kebijakan Presiden RI (Jokowi) sangat besar pada ekonomi kita," ungkap Luhut.

Melalui penyetopan ekspor nikel, Luhut juga berharap Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki produksi baterai lithium di dunia. Targetnya, mulai tahun 2024 akan memulai memproduksi lithium baterai dan 2027 akan menjadi produsen lithium baterai yang pertama atau ke dua di dunia.