
Luhut Bilang RI Harus Betul-Betul Waspada!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia harus betul-betul waspada. Khususnya waspada terkait dengan harga-harga energi dan pangan yang sedang mengalami gejolak.
Hal itu disampaikan oleh Menko Luhut dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul Internasional Convention Center seperti disiarkan dalam akun YouTube PPAD TNI, Jumat (5/8/2022)
Menko Luhut mengatakan, melihat masalah energi dan pangan tak terlepas dari perang antara Rusia dan Ukraina, yang membuat harga-harga kedua komoditas tersebut menjadi melonjak.
Luhut mengisahkan, bahwa ia baru mengetahui Rusia adalah penghasil minyak mentah atau crude oil terbesar di dunia begitu juga dengan hasil produksi pangan terbesar.
"Kenaikan harga pangan dan energi seperti batu bara, minyak mentah dan gas alam dan seterusnya itu memang betul-betul terjadi," ungkap Luhut dalam paparannya di acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Jumat (5/8/2022).
Terkait dengan harga-harga energi, Luhut mengatakan bahwa di tahun 2024 harga energi akan lebih tinggi ketimbang pada tahun ini maupun tahun 2021. "Kita harus betul-betul waspada menghadapi ini. Jadi efisiensi ekonomi kita dengan hilirisasi dan digitalisasi itu sangat membantu kita ke depan," ungkap Luhut.
Seperti yang diketahui, ambil contoh saat ini meskipun harga minyak mentah dunia melonjak tinggi di atas level US$ 100 per barel. Indonesia sebagai negara net importir migas tetap menahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sepetrti harga BBM RON 92 atau Pertalite di level Rp 7.650 per liter.
Pemerintah lebih memilih memberikan subsidi dengan nilai Rp 502 triliun untuk sektor energi untuk menutup harga BBM di bawah keekonomian itu.
Luhut juga menyatakan perlambatan ekonomi bisa saja terjadi imbas dari Amerika Serikat (AS) yang posisi perekonomiannya sedang tidak bagus. Di mana inflasi AS tembus hingga 9,1%. "Dan kalau harga minyak naik ke level US$ 150 per barel maka inflasi dia bisa double digit ke 11% - 12%. Indonesia bertahan kira-kira 5%," tandas dia.
Di lokasi yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa harga bensin Pertalite yang saat ini berada di angka Rp 7.650 per liter bukanlah harga keekonomian saat ini. Harga murni bensin Pertalite adalah Rp 17.100 per liter.
Awalnya, Jokowi menceritakan bagaimana kondisi Amerika Serikat (AS) saat ini. Negara tersebut diterpa kenaikan harga barang karena inflasi yang melonjak. Harga bensin di negara tersebut, bahkan kini sudah naik hingga dua kali lipat.
"Coba di negara kita bayangkan Pertalite naik dari Rp 7.650 harga sekarang, kemudian jadi harga yang benar Rp 17.100. Demonya berapa bulan?," kata Jokowi.
Jokowi kemudian teringat dengan keputusan pemerintah yang kala itu mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 10%. Pada saat itu, ada aksi penolakan besar-besaran dari masyarakat selama lebih dari tiga bulan lamanya. "Naik 10% saja demonya saya ingat, demonya tiga bulan. Kalau naik sampai 100% lebih, demonya akan berapa bulan?," kata Jokowi.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Luhut Muncul di Istana, Terharu & Teteskan Air Mata!
