Jadi Pusat Mobil Listrik Dunia, RI Perlu Contoh China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia sedang fokus peralihan penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan melalui kendaraan berbasis listrik atau Electric Vehicle (EV) sebagai pengganti kendaraan Berbahan Bakar Minyak (BBM). Tak terkecuali Indonesia juga gencar mendorong ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Namun demikian, jika berbicara mengenai negara mana yang paling masif dalam pengembangan mobil listrik, semua mata saat ini tertuju ke China. Dalam urusan mobil listrik, negeri tirai bambu tersebut saat ini mulai diperhitungkan di kancah global.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah membeberkan bahwa China merupakan kategori negara dengan populasi mobil listrik terbanyak mencapai 60-70% dari pangsa kendaraan listrik. Capaian tersebut tentunya menjadikan China sebagai posisi paling pertama dalam urusan pengembangan mobil listrik.
"Kalau electric vehicles (EV) itu mau gak mau kita harus lihat dunia, itu 60-70% adalah China yang sudah pakai. Jadi dia sudah lebih kuat, lebih ngerti dan lebih berani," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (4/8/2022).
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa mayoritas pengembang mobil listrik di China saat ini bukanlah berasal dari pabrikan otomotif besar. Melainkan dikuasai oleh startup yang sedang berkembang.
"Kalau dilihat gambarnya, yang baru saya unduh kemarin Amerika itu justru nomor 3. Nomor 1 China, saya lihat dari baterai. Kedua negara negara kecil seperti Eropa. Jadi memang untuk EV itu Amerika agak lebih terbelakang dibanding China," kata dia.
Sementara kalau melihat pengembangan mobil listrik di kancah global, Indonesia sendiri cukup tertinggal. Hal tersebut tercermin dari mobil listrik yang mengaspal di Indonesia tidak lebih dari 1000 unit pada tahun 2021 lalu.
"Tahun lalu aja gak lebih dari 1.000 unit mobil listrik. Sekitar 700 mobil, jadi jauh sekali tapi akselasinya kan bisa cepat. Kan gini SK yang keluar itu kalau orang mau buat pabrik EV di Indonesia dengan TKDN 30% itu sudah bisa mendapat insentif PPnBM 0%. Itu ada SK nya. Nah itu yang membuat kenapa Hyundai bikin (pabrik) di sini langsung," katanya.
Meski demikian, ia optimistis pengembangan mobil listrik di Indonesia akan semakin masif. Apalagi Indonesia mempunyai bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik dunia, utamanya yaitu Nikel.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut pemerintah punya target 400 ribu mobil listrik dan 1,7 juta motor listrik dapat beroperasi dalam kurun 2021 - 2025. Dia menyebut target ini adalah wujud upaya pemerintah melakukan transisi energi hingga akhirnya bisa mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060.
Arifin menyebut target yang sama dengan paparan Luhut untuk penggunaan kendaraan listrik pada 2030. Kemudian, pemerintah berharap penggunaan kendaraan listrik naik lagi menjadi 5,7 juta unit mobil listrik dan 46,3 juta motor listrik pada 2035.
Pada 2040, pemakaian mobil listrik ditargetkan naik menjadi 12,3 juta unit dan motor listrik sampai 105 juta unit. Kemudian, pada 2050 naik menjadi 38,2 juta unit mobil listrik dan 205 juta unit motor listrik.
[Gambas:Video CNBC]
RI Bakal Pamer 838 Unit Mobil Listrik di Depan Biden Cs!
(pgr/pgr)