
Disenggol AS soal Program Nuklir, Korea Utara Murka

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) memperingatkan tidak akan pernah mentolerir kritik dari Amerika Serikat (AS) terhadap program nuklir negaranya.
Pyongyang menyebut Washington sebagai "gerbong proliferasi nuklir" dan mengatakan tidak akan membiarkan hak kedaulatannya dilanggar.
Komentar Korut muncul saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan komentar terkait negara tersebut dalam pertemuan konferensi PBB di New York.
"Korut terus memperluas program nuklirnya yang melanggar hukum dan sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh," kata Blinken, dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2022).
Korut diketahui telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan tinggi pada tahun ini. Para ahli internasional percaya bahwa mereka sedang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuh, atau yang pertama sejak 2017.
"Ini adalah puncak dari kesibukan menyalahkan bahwa Amerika Serikat menuduh 'ancaman nuklir' seseorang mengingat fakta bahwa itu adalah gembong proliferasi nuklir," kata pihak Korut dalam pernyataannya.
Korut juga mengatakan telah menarik diri dari perjanjian non-proliferasi sejak lama, jadi tidak ada yang berhak melanggar hak negara mereka untuk membela diri.
"Kami tidak akan pernah menolerir upaya apa pun oleh AS dan pasukan budaknya untuk menuduh negara kami tanpa alasan dan melanggar hak kedaulatan dan kepentingan nasional kami," tambah pernyataan tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi dan mitranya dari Korea Selatan (Korsel) berjanji untuk mendukung upaya untuk mempertahankan pencegahan yang kuat terhadap Korut dan mencapai denuklirisasinya.
Sebuah pernyataan bersama dikeluarkan setelah Pelosi bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo di Seoul, di mana mereka menyatakan keprihatinan atas ancaman nuklir dan rudal yang berkembang dari Korut.
"Kedua belah pihak menyatakan keprihatinan tentang situasi mengerikan dari ancaman Korea Utara yang semakin meningkat," kata pernyataan itu.
"Kami setuju untuk mendukung upaya kedua pemerintah untuk mencapai denuklirisasi praktis dan perdamaian melalui kerja sama internasional dan dialog diplomatik, berdasarkan pencegahan yang kuat dan diperluas terhadap Utara."
Pekan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya siap untuk memobilisasi pencegah perang nuklirnya dan melawan setiap bentrokan militer AS.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korut Kebut Produksi Senjata Nuklir, Korsel-AS Ketar-Ketir?
