Pengusaha Ikan Kaleng Teriak Biaya Naik, Minta Ikut Bansos

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
02 August 2022 17:10
Pengunjung melintas di depan rak sarden di Supermarket, Jakarta, Kamis, 21/7. Harga olahan pangan satu per satu naik, selain mi instan salah satunya ikan kaleng olahan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengunjung melintas di depan rak sarden di Supermarket, Jakarta, Kamis, 21/7. Harga olahan pangan satu per satu naik, selain mi instan salah satunya ikan kaleng olahan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pengalengan ikan kini tertekan dengan mahalnya bahan baku, kenaikannya hampir mencapai 50%. Karena itu pengusaha berharap pemerintah kembali menggelontorkan paket bantuan sosial (bansos), dimana salah satu produk pangan yang dibagi adalah ikan kaleng.

Ketua Umum Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) Hendri Sutandinata mengatakan, pelaku usaha harus berputar otak demi efisiensi, baik dari sisi ongkos produksi maupun biaya lainnya.

"Sama dengan industri makanan lain, kita dalam kondisi susah dalam arti harga bahan baku naik banyak, tetapi harga jual nggak bisa naik terlalu banyak karena daya beli lemah. Kenaikan bahan baku sampai 50%, minim-minim 25-50%," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/8/2022).

Kondisi makin sulit karena pasokan dalam negeri tidak bisa diandalkan saat ini. Kalaupun ada, harganya pun tergolong tinggi. Alhasil, demi tetap bisa menjalankan produksi maka dengan cara impor.

"Bahan baku dari ikan dulu misal harga Rp 7.000/kg, sekarang jadi Rp 12.000/kg. Kita harus impor harganya dari US$ 400 per metrik ton untuk ikan lembu sarden, sekarang US$ 700, ditambah kenaikan biaya freight juga," ujar Hendri.

Pelaku usaha mau tidak mau menaikkan harga produk jadinya yang dijual ke masyarakat. Namun, kenaikannya pun tidak bisa langsung signifikan.

"Karena itu kami berharap pemerintah kalau misal ada program bantuan sosial, produk ikan kaleng ini bisa dimasukkan sebagai salah satu produk untuk program bantuan tersebut seperti pandemi awal. Belakangan ikan kaleng sudah tiada, adanya minyak dan beras. Dengan pemberian produk-produk kaleng karena ikan kaleng praktis, nggak perlu penyimpanan khusus, tahan lama, tiga tahun dan bernutrisi tinggi dan harga relatif nggak terlalu mahal," ujar Hendri.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Selain Mi Instan, Harga Ikan Sarden Juga 'Terbang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular